Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut masih ada bupati yang tidak tahu tingkat inflasi di daerahnya.
Hal itu disampikan Jokowi saat membuka rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Rabu (10/7/2024).
Baca juga: Terjadi Inflasi 2,51 Persen di Juni 2024, Dikontribusi Makanan-Minuman dan Tembakau
"Kalau yang saya tanya, nggak bisa jawab mohon maaf ada, masih ada satu, dua (bupati)," katanya.
Menurut Jokowi dalam setiap kunjungannya ke daerah, ia pasti selalu menyempatkan diri berkunjung ke pasar.
Baca juga: Mendagri Apresiasi Kinerja TPID Kendalikan Laju Inflasi
Saat berkunjung ke pasar tersebut ia selalu menanyakan tingkat inflasi ke bupati daerah tersebut.
Oleh karenanya Jokowi meminta kepada para bupati untuk mengecek tingkat inflasi daerahnya ke Bank Indonesia atau Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Tolong sebelum saya masuk ke Kabupaten, (bupati) bertanya dulu ke BI, inflasinya berapa, ke TPID inflasinya berapa, karena pasti saya tanya harga harga, pasti saya juga tanya kan entah beras, bawang merah, bawang putih, cabe yang sering naikkan barang-barang itu, yang lain-lainnya relatif stabil," katanya.
Menurut Jokowi bukan perkara mudah sekarang ini mengendalikan inflasi. Oleh karena itu rapat rutin yang digelar para kepala daerah dengan dengan Mendagri Tito Karnavian sangat penting untuk terus memonitor laju inflasi dan mencari cara untuk menekan inflasi sebaik mungkin.
"Ini berkat bapak ibu sekalian, yang selalu rapat dengan Mendagri setiap hari Senin, rutin setiap minggu, dan hasilnya ada," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut Jokowi mengajak para bupati yang hadir untuk terus beradaptasi dan berinovasi dalam mengelola pemerintahan.
Jokowi mengatakan pengalaman lima tahun ke belakang yang penuh tantangan dan hambatan dapat menjadi pembelajaran agar mengelola pemerintahan dapat semakin baik.
Baca juga: Ini 4 Penyebab Inflasi dan Manfaatnya Bagi Para Pelaku Pasar Saham
"Setelah kita mengarungi dalam 5 tahun ini. Ini menjadi pengalaman kita bersama-sama betapa kita semakin matang, betapa kita semakin dewasa, betapa semakin pintar, kita mengelola daerah, mengelola kabupaten, mengelola provinsi, mengelola negara, mengelola keuangannya, modal mengambil kebijakannya, mengelola anggaran, karena masa-masa 5 tahun ke belakang memang betul-betul sebuah pengalaman yang tidak mudah," katanya.
"Ke depan tantangan tidak semakin gampang, semakin rumit dan semakin kompleks," pungkasnya.