News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Sahroni Bicara soal Kemungkinan NasDem Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta: Jangan Kecele

Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Anies Baswedan dan Ahmad Sahroni - Ahmad Sahroni menyebut, NasDem bisa saja batal mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, karena politik sifatnya masih dinamis hingga kini.

TRIBUNNEWS.COM - Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, menyebut NasDem bisa saja batal mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, meskipun sudah mendeklarasikan dukungan.

Kemungkinan tersebut, kata Sahroni, karena politik itu sifatnya dinamis, apalagi waktu pendaftaran calon masih panjang, sekitar satu bulan lagi.

Ditambah lagi, sejauh ini Anies diketahui belum mendapatkan surat rekomendasi resmi dari NasDem untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Sahroni, kunci seseorang diusung di Pilkada adalah ketika mereka telah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah secara resmi.

Jika masih hanya diberi surat rekomendasi saja, kata Sahroni, hal tersebut masih bisa dibatalkan dan pendafataran calon tak dilanjutkan.

"Belum (surat rekomendasi dari Nasdem ke Anies), belum. Kuncian itu nanti setelah dia mendaftarkan. Nah, jadi, you jangan kecele."

"Rekomendasi bisa saja dikasih, tapi tahu-tahu enggak didaftarin. Bisa dicabut (rekomendasinya), bisa saja tidak dilanjutkan untuk pendaftaran," ujar Sahroni di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

"Itu sangat dinamis, jangan salah. Oke? Yang sudah ditetapin misalnya, belum tentu juga. Yang ditetapin, oke, akan daftar."

"Karena politik itu sangat dinamis. Lu boleh megang rekomendasi. Tahu-tahu rekomendasi dibatalin, who knows?" tutur Sahroni.

Sahroni kembali mengingatkan,  waktu pendaftaran Pilkada 2024 masih satu bulan lagi, sehingga dinamika politik yang terjadi menjelang pendaftaran calon masih dinamis.

Jadi, menurutnya, keputusan NasDem masih bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu sampai pendaftaran calon ditutup.

Baca juga: Petinggi Gerindra Pernah Komunikasi dengan Anies soal Pilkada Jakarta, Tapi Belum Mau Kasih Dukungan

Kendati demikian, kata Sahroni, keputusan final nanti ada pada Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.

"Enggak kan pertimbangannya ada di Ketua Umum, bukan di saya. Tapi semua ketua Umum. Mau lanjut tetap sampai pendaftaran, atau ada yang ganti. Atau ada proses yang lain."

"Tapi yang pasti, teman-teman harus sadari bahwa ini proses dinamika politik sangat dinamis," katanya.

"Jadi, naik turun kadang dia. Dan mudah-mudahan kalau sampe ujung sampai daftar ya," pungkasnya.

Namun, di sisi lain, Sahroni juga mengakui NasDem sudah sering menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mengajak mendukung Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Bentuk komunikasi itu, kata Sahroni, masih sebatas lisan atau pembicaraan semata, belum pada finalisasi kesepakatan, karena pembahasan terkait Pilkada Jakarta masih fleksibel.

Sehingga, belum ada kesepakatan apapun, termasuk soal koalisi untuk mendukung Anies Baswedan.

"Ya kalau ajak untuk bergabung kan secara lisan sering kita komunikasi, cuma kan untuk finalisasinya belum, jadi sifatnya masih fleksibel ke kanan, kiri, depan belakang atas bawah," katanya saat ditemui awak media di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

"Belum, belum, belum ada (pembahasan koalisi Anies) masih dinamis lah," sambung Sahroni.

Baca juga: KIM Tegaskan Belum Berikan Dukungan Kepada Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Hasil Survei Tunjukkan Elektabilitas Anies Tetap Unggul

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies tetap unggul di Jakarta.

Bahkan, jika nantinya rematch atau tanding ulang dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta 2024, Anies akan tetap menang.

Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi.

Dalam survei head to head ini, elektabilitas Anies unggul 52 persen. Sementara, Ahok hanya 42 persen.

Meskipun, pemilih Ridwan Kamil di Jakarta lebih banyak yang memilih Ahok ketimbang Anies.

"Kalau melihat angka ini suara Ridwan Kamil memang lebih banyak yang lari ke Ahok sekitar 17 atau 18 persen," kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring, Kamis (25/7/2024).

Anies juga tercatat mengungguli Ridwan Kamil jika saling berhadapan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 nanti.

Burhanuddin menyebut, elektabilitas Anies mencapai 50,1 persen. Sementara Ridwan Kamil hanya 38,8 persen.

Di sini, responden yang tidak menjawab ada sekitar 11,1 persen.

"Lagi-lagi head to head masih Anies yang unggul kisaran 50 versus 38,8 persen," kata Burhanuddin.

Survei Indikator ini dilakukan selama periode 18-26 Juni 2024 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Adapun, jumlah sampel survei ini sebanyak 800 orang dengan asumsi metode simple random sampling.

Ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ± 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(Tribunnews.com/Rifqah/Igman Ibrahim/Abdi Ryanda/Reza Deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini