Dihapusnya sebagian besar kewenangan Dewan Syuro ini, diyakini Lukman menjadi pemicu panasnya hubungan PKB dan PBNU.
Baca juga: Jika Dipanggil Ketua Umum PKB Cak Imin, Eks Sekjen Lukman Edy Siap Datang
2. Tak Transparan dalam Tata Kelola Keuangan PKB
Di bawah kepemimpinan Cak Imin, Lukman menyebut PKB menjadi tak transparan dalam tata kelola keuangan partainya.
Bahkan Lukman menyebut PKB menjadi tidak memiliki keterbukaan dan pertanggungjawaban dalam mengelola keuangan partai.
Termasuk pengelolaan keuangan yang menyangkut Pemilu, baik Pilpres, Pileg, atau Pilkada.
"Teman-teman dari PBNU tadi juga mengejar saya seperti apa sih kepemimpinan Cak Imin di DPP itu. Apa namanya, tata kelola partai itu seperti apa sih."
"Saya bilang, saya jujur saja katakan bahwa hal yang paling substansial di internal PKB itu adalah tata kelola keuangan yang tidak transparan dan tidak akuntabel."
"Keuangan fraksi, keuangan dana pemilu, dana pileg, dana pilpres, sampai sekarang dana pilkada itu tidak transparan dan tidak akuntabel," ungkap Lukman.
3. Cak Imin Terlalu Lama Pimpin PKB
Lukman kemudian menyoroti soal lamanya Cak Imin memimpin PKB.
Diketahui Cak Imin sudah hampir 20 tahun lamanya memimpin PKB.
Cak Imin menjadi pimpinan PKB sudah sejak 2005 hingga saat ini.
"Saya katakan kepada PBNU tadi, kepada tim bahwa Cak Imin ini terlalu lama memimpin. Sudah 19 tahun, hampir 20 tahun memimpin PKB," tutur Lukman.
Meski sudah terlalu lama memimpin, tapi di PKB tak ada pembicaraan mengenai pergantian Ketua Umum PKB.
Namun, ia menyebutkan bahwa Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB terus memantau dinamika yang terjadi di tingkat pusat.
Lukman juga menilai tak menutup kemungkinan pengurus di tingkat daerah itu mendorong adanya pergantian ketua umum PKB.