News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerindra Partai Paling Transparan Kelola Keuangan, Thomas Djiwandono Kunci Keberhasilan

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Transparency International Indonesia (TII) bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2023 menyebutkan bahwa Gerindra adalah partai paling transparan dalam pengelola keuangan.

TRIBUNNEWS.COM - Laporan Transparency International Indonesia (TII) bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2023 menyebutkan bahwa Gerindra adalah partai paling transparan dalam pengelola keuangan.

Penilaian terhadap kapasitas dan praktik keterbukaan keuangan partai politik pemilik Kursi DPR RI ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2023. Penilaian yang dilakukan mencakup 3 dimensi yakni: 1) regulasi keuangan internal; 2) struktur dan sumber daya manusia; dan 3) keterbukaan informasi.

"Pada dimensi regulasi keuangan internal, 1 partai politik (Gerindra) terkategori cenderung optimal dan 8 partai politik (PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PPP) terkategori cenderung tidak optimal," tulis laporan tersebut dikutip, Rabu, (7/8/2024).

Terkait transparansi ini ada satu sosok yang menjadi kunci keberhasilan Gerindra yaitu Thomas Djiwandono yang menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Gerindra dan juga Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II.

Thomas diketahui telah menjabat sebagai bendahara umum sejak awal Gerindra dibentuk, yaitu 2008 hingga kini.

Dalam Seminar Keterbukaan Informasi Publik Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Tahun 2024 beberapa waktu lalu, Thomas mengatakan Gerindra sangat mengutamakan keterbukaan publik.

"Secara pribadi saya melihat keterbukaan publik merupakan suatu yang luar biasa pentingnya untuk suatu partai politik. Di Gerindra menerapkan itu di level DPP," ungkapnya.

Karena pengalaman ini, Thomas memastikan di Kemenkeu ia akan melanjutkan pengalaman dan pembelajaran yang sudah diperoleh di partai politik, untuk kemudian dipraktekkan di level Kementerian.

"Publik perlu mampu mengakses beragam informasi mengenai apa yang dikerjakan para pejabat publik, darimana sumber anggarannya, bagaimana anggaran itu dikelola, apa dampak dari alokasi anggaran yang diputuskan dan lain sebagainya," kata Thomas.

Dunia keuangan dan ekonomi memang sangat dekat dengan Thomas. Kariernya bermula dari seorang wartawan pada 1993. Setelahnya, Tommy menggeluti profesi sebagai analisis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong. Pada tahun 2006, Tommy pindah ke perusahaan pamannya Hashim Djojohadikusumo di Arsari Group. Ia menjabat sebagai Deputy CEO Arsari Group, perusahaan agribisnis.

Thomas tercatat menempuh pendidikan S1 bidang sejarah di Haverford College Pennsylvania. Dia melanjutkan studi master di bidang hubungan internasional dan ekonomi internasional John Hopkins University. Selanjutnya, Tommy sempat menempuh pendidikan di School of Advanced International Studies, Washington DC.***Hab***

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini