News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pidato Kenegaraan

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kisaran 5,0 Persen, Lebih Tinggi dari Rata-rata Global

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi mengenakan busana demang dan kain ujung serong khas Betawi saat menyampaikan pidato di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Presiden Jokowi menyebut ertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan soal Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 Beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Jumat (16/8/2024).

Presiden Jokowi menyebut, Indonesia patut bersyukur karena dapat menghadapi tantangan berat selama 10 tahun terakhir.

"Mulai dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang dan berbagai ancaman krisis, serta perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana," kata Jokowi di Gedung Parlemen DPR RI, Jakarta, Jumat siang.

Meski diterpa berbagai ketidakpastian, Jokowi mengeklaim, kondisi politik dan ekonomi Indonesia tetap stabil, bahkan bisa tumbuh secara berkelanjutan.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4 persen."

"Penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024. Rasio utang kita juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN," tutur Jokowi.

Menurutnya, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70 persen dan neraca transaksi terus menguat.

"Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70 persen, mencapai 250 miliar US Dollar di tahun 2023."

"Neraca transaksi berjalan secara bertahap terus menguat. Neraca dagang selalu mencatat surplus selama 51 bulan terakhir," ungkapnya.

Ia lantas menyebut indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan.

Tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, dan angka kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan.

Baca juga: Jokowi Bacakan Belanja Negara dalam APBN 2025 Rp 3.613,1 Triliun, Anggaran Pendidikan Capai Rp 722 T

"Indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen di tahun 2024."

"Tingkat kemiskinan turun tajam menjadi 9,03 persen di tahun 2024. Angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83 persen di tahun 2024," ucapnya.

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2025

Pada kesempatan ini, Jokowi juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 diperkirakan 5,2 persen dengan inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5 persen.

Ia mengatakan, pendukung utama pertumbuhan ekonomi ada pada permintaan domestik.

Jokowi memaparkan, soal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) akan mengacu pada asumsi dasar berikut.

"Inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5 persen. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen," ujar Jokowi.

Eks Wali Kota Solo itu menyampaikan, kondisi ekonomi global masih relatif stagnan sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih bertumpu pada permintaan domestik.

"Ke depan, peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dimanfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap," kata Jokowi.

Terutama, dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.

Kemudian, daya beli masyarakat akan dijaga ketat, dengan pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bansos dan subsidi.

Baca juga: Jokowi Pamer Investasi yang Masuk ke IKN Sudah Rp56,2 Triliun, di Luar Anggaran APBN

"Pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produk-produk yang bernilai tambah tinggi yang berorientasi ekspor, yang didukung oleh insentif fiskal yang kompetitif dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal," tutur Jokowi.

Lalu, bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp16.100 per dolar AS, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di 7,1 persen.

"Pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia," sambungnya.

Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan berada pada 82 dolar AS per barel.

Lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.

(Tribunnews.com/Deni/Dennis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini