Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya manusia di bidang transportasi dan logistik perkotaan semakin kompleks seiring dengan perkembangan kota-kota besar.
Perihal ini, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) menyelenggarakan pelatihan guna membantu peningkatan kompetensi dasar sumber daya manusia di bidang ilmu transportasi barang dan logistik kota.
Materi yang dibahas mencakup Sistem Logistik dan Sistem Transportasi Kota dengan melibatkan 12 orang peserta yang berasal dari instansi Dinas Perhubungan beberapa provinsi/kota, serta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Transportasi Barang FT UI, Prof Nahry mengatakan, aktivitas pergerakan barang kota tumbuh pesat imbas naiknya urbanisasi, pendapatan dan fragmentasi rantai pasok.
”Faktor globalisasi produksi dan pasar, pengurangan product life cycle, berkembangnya variasi-variasi produk, berkembang pesatnya dunia digital dan emerging technology, khususnya di bidang e-commerce juga memicu tekanan pada rantai pasok serta logistik di perkotaan,” kata Prof Nahry dalam keterangannya, Rabu (21/8/2024).
Ia mengatakan diperlukan pendekatan maupun teknologi yang mampu merespon perkembangan ini dan membuat logistik kota lebih modern dan terintegrasi dengan berbasis teknologi. Perubahan ini dipandang perlu diantisipasi dalam bentuk perencanaan kota maupun wilayah metropolitan.
Sementara itu Guru Besar Bidang Transportasi FT UI, Prof Sutanto menyampaikan, dalam ekosistem logistik kota terdapat dua peran yang berbeda namun terintegrasi, yaitu sektor publik dan swasta.
"Operator swasta, seperti operator angkutan dan pengirim fokus dalam hal efisiensi dan pengurangan biaya logistik. Sementara, sektor publik berperan mengatur efisiensi dari jaringan logistik, perencanaan land-use untuk mendukung jaringan logistik, dan mengurangi eksternalitas negatif pada aspek sosial dan lingkungan kota," jelasnya.
Anggota Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) yang juga analis senior supply chain Indonesia, Zaroni menyebut, pemerintah kota cenderung meniru solusi negara lain tanpa mempertimbangkan kondisi kota-nya.
Hal ini menggambarkan adanya kesulitan memasukkan isu-isu terkait transportasi barang ke dalam perencanaan strategis.
"Selain itu, meskipun kesadaran pemerintah kota terhadap isu-isu transportasi barang di beberapa negara Eropa (Swedia, Ingris, Scotland) semakin tinggi, namun mereka masih belum memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup tentang bagaimana mengatur logistik kota," terang Zaroni.
Di kota-kota di Indonesia, pengetahuan dan kesadaran dari aparatur kota masih belum memadai untuk dapat mengelola Transportasi Barang Kota dengan baik. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengembangkan kemampuan dan kesadaran aparatur kota dalam mengelola sistem Transportasi Barang Kota.
Sedangkan perihal kegiatan ini, Plh Dekan FT UI, Prof Mahmud Sudibandriyo, menyampaikan, pelatihan ini jadi langkah strategis dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang transportasi dan logistik perkotaan.
"Dengan memperkuat kemampuan aparatur pengelola transportasi, kita berkontribusi langsung pada upaya menciptakan sistem logistik yang lebih andal dan berdaya saing," jelas dia.
Baca juga: Masih Banyak Desa Tertinggal, DPR Dorong Percepatan Sarana Transportasi yang Merata di Indonesia
Hadir sebagai narasumber pelatihan, Guru Besar dalam Bidang Ilmu Transportasi Barang FT UI, Prof Nahry; Guru Besar Bidang Transportasi FT UI, Prof Sutanto; Guru Besar dan Peneliti dari Departemen Teknik Sipil FT UI, Zaroni; dan Erlangga Bayu Setyawan dari Supply Chain Indonesia.