News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bahlil Singgung Raja Jawa, Megawati Ingin Kenalan, Hasto: Indonesia Pakai Sistem Presidensial

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, sempat menyinggung soal Raja Jawa saat dalam acara Munas Partai Golkar XI pada Rabu (21/8/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, sempat menyinggung soal Raja Jawa saat dalam acara Munas Partai Golkar XI pada Rabu (21/8/2024).

Pernyataan yang disampaikan Bahlil itu lantas mendapatkan sorotan dari sejumlah pihak, di antaranya ialah elite PDIP.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku ingin tertawa mendengar pemberitaan yang menyebutkan bahwa Bahlil Lahadalia bercerita tentang Raja Jawa.

Hal tersebut disampaikan Megawati saat pengumuman 169 Bakal Calon Kepala Daerah dari PDIP di Kantor DPP PDIP Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).

"Ini Pak Bahlil ngomong. Terus saya ketawanya begini. Yih dia ngomong Raja Jawa? Maksud saya Yih-nya ini kayak begini. Kayak dia mengerti artinya Raja Jawa. Yih. Kan dia orang mana tuh?" tanya Megawati yang dijawab para hadirin bersahutan diiringi tawa dan tepuk tangan.

"Makanya saya langsung sambil nahan ketawa. Yih bilang Raja Jawa. Terus aku mikir, ah aku mau kenalan juga dong sama Raja Jawa-nya. Sejak kapan ada Raja Jawa?" sambung Megawati disambut tepuk tangan dan riuh tawa para hadirin.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, merespons pernyataan Bahlil dengan menyebut bahwa Indonesia menganut sistem presidensial.

“Ya tanya Pak Bahlil. Bagi kita, sistem presidensial, kedaulatan berada di tangan rakyat,” kata Hasto usai menghadiri pengumuman 169 calon kepala daerah dari PDIP gelombang kedua di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis.

Hasto kemudian mengingatkan bahwa kekuasaan presiden bukan segala-galanya.

Pasalnya, seluruh pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat.

“Kekuasaan presiden juga bukan segala-galanya. Semuanya ditentukan oleh rakyat,” jelasnya.

Baca juga: Sejumlah Tokoh Tanggapi Pernyataan Bahlil Terkait Raja Jawa: Rocky Gerung Beri Kuliah Sejarah

Diberitakan sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengingatkan seluruh kader partainya untuk berhati-hati dengan sosok yang disebutnya sebagai Raja Jawa.

Awalnya, Bahlil mengatakan tidak memiliki kepentingan pribadi dan kepentingannya ke depan adalah membawa Golkar menjadi lebih baik lagi.

"Saya jujur aja, saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi. Kepentingan saya ke depan adalah Golkar harus lebih baik dari sekarang," katanya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu.

Ia lantas menekankan, Golkar bakal terus mendukung pemerintahan presiden terpilih dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Alasannya, Prabowo-Gibran merupakan kelanjutan dari pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) Jokowi-Ma'ruf Amin.

Bahlil mengatakan, jika Partai Golkar bermain-main dengan sosok Raja Jawa tersebut, maka mereka akan celaka.

"Jadi kita harus lebih paten lagi. Soalnya 'Raja Jawa' ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu aja jangan coba-coba main-main dengan barang ini, waduh."

"Ini ngeri-ngeri sedap barang ini saya kasih tahu. Udah waduh ini, dan sudah banyak, sudah lihat barang ini kan ya, tidak perlu saya ungkapkan lah," ucap Bahlil.

Mengenai hal itu, Bahlil mengingatkan agar Partai Golkar berhati-hati dan jangan bermain-main dengan sosok Raja Jawa.

(Tribunnews.com/Deni/Fransiskus)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini