Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, merespons soal isu Warga Negara Indonesia (WNI) membuat geng di Osaka, Jepang.
Hal itu disampaikan Retno, dalam rapat dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Retno mengungkapkan, Kemenlu telah berkomunikasi dengan KBRI dan KJRI Osaka untuk menindaklanjuti laporan itu.
"Dari komunikasi kita dengan Konjen kita di Osaka beliau menyampaikan bahwa sejauh ini belum terdapat indikasi adanya komunitas pekerja migran atau pemagang WNI karena di sana banyak sekali pemagang WNI yang membuat geng WNI di Jepang," ungkap Retno.
Untuk diketahui, isu adanya geng WNI di Jepang setelah viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video pertama kali diunggah oleh akun X @Parsonalsecret pada 31 Agustus 2024 lalu.
Pada awal rekaman, memperlihatkan WNI sedang menaiki sepeda sambil mengibarkan bendera.
Baca juga: Video WNI Buat Geng di Jepang, Kumpul Bawa Bendera dan Sajam, Kini Tiba-tiba Hilang usai Viral
Video dilanjutkan dengan sejumlah WNI tampak duduk di kawasan Dotonbori, Osaka, Jepang.
Sedangkan di akhir rekaman, terlihat seseorang memamerkan senjata tajam jenis celurit berukuran besar.
Retno menyebut Konjen di Jepang juga menghubungi tokoh masyarakat setempat, untuk mengonfirmasi kebenaran adanya geng WNI di Jepang.
"Karena kan isunya adalah adanya geng-geng WNI, jadi kalau dari laporan Konjen belum ada yang membuat dan beliau langsung menghubungi para tokoh masyarakat untuk mengecek kebenaran dari video tersebut," ujar Retno.
"Konjen juga menyampaikan bahwa biasanya di saat liburan atau akhir Minggu memang terdapat sejumlah komunitas WNI yang berkumpul di wilayah Dotonbori dan Namba di Osaka dalam jumlah dan suasananya yang biasanya wajar terkendali," imbuhnya.
Retno menambahkan, hingga kini Konjen masih memastikan apakah video yang beredar sesuai fakta atau justru direkayasa.
"Tetapi Pak Konjen sudah bergerak dan sudah menghubungi para tokoh-tokoh WNI sekaligus untuk mengingatkan bahwa kita ada di tempat orang lain yang seharusnya juga kita mematuhi aturan-aturan setempat," pungkasnya.