News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menko PMK Muhadjir Effendy Sebut Program Pensiun Tambahan Berat Jika Diterapkan Sekarang

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat ditemui awak media usai rapat tingkat menteri di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (22/2/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta agar program pensiun tambahan untuk dipertimbangkan penerapannya.

Pasalnya kata Muhadjir banyak gaji pekerja di Indonesia yang belum di atas rata-rata.

Muhadjir meminta program tersebut tidak dijalankan sekarang ini.

"Kalau menurunnya daya beli kelas menengah ditambah lagi dengan iuran untuk pensiun itu saya kira terlalu berat untuk sekarang," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (11/9/2024).

Muhadjir mengatakan bahwa sekarang ini pihaknya terus berupaya agar turunnya kelas menengah tidak terperosok ke kategori yang paling dalam.

"Sekarang ini saya sebagai Menko PMK yang berusaha untuk menahan jangan sampai turunnya ini sampai menyodok ke kelas paling bawah, kelas miskin dan sangat miskin," katanya.

Sekarang ini kata dia, pemerintah berhasil menahan turunnya kelas menengah ke level aspiring middle income. Turunnya kelas menengah tidak sampai berimbas pada lapisan yang paling bawah.

"Buktinya apa sekarang kan kemiskinan juga turun, dari 0,98 menjadi 0,93 kan, kemudian miskin ekstrem turun dari 1,12 menjadi 0,8 kan, sudah hampir mendekati nol. Ini artinya penurunan daya beli kelas menengah itu tidak sampai berimbas pada lapisan yang paling bawah, tertahan di aspiring middle class itu," katanya.

Namun Muhadjir mengingatkan bahwa daya tahan tersebut sifatnya sementara.

Oleh karenanya ia meminta berbagai macam tarikan iuran bagi para pekerja untuk dipertimbangkan ulang.

"Sampai kapan kita bisa menahan ini. Karena itu sebaiknya menurut saya berbagai macam tarikan yang diberikan kepada para karyawan sebaiknya dipertimbangkan masak-masak, karena sekarang belum ada penambahan tarikan saja sudah cenderung menurunnya daya beli mereka," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini