Video yang viral di media sosial itu dinilai Jhon Sitorus menjadi bukti tidak harmonisnya hubungan TNI dan Polri.
"Sikap anggota POLRI yang seperti ini sangat tidak mencerminkan keharmonisan TNI-Polri Biar bagaimanapun, Jenderal Andika Perkasa adl mantan Panglima TNI dan tetap jadi bagian dari TNI," tulis Jhon Sitorus.
Sebelumnya, Deklarasi Kampanye Damai yang dihadiri perwakilan partai politik koalisi itu berlangsung lancar hingga acara selesai.
Anggapan bahwa Irjen Ribut mencueki Andika Perkasa bermula ketika Calon Gubernur Jateng yang didampingi wakilnya, Hendrar Prihadi turun dari panggung.
Sembari menebar senyum, Andika Perkasa terlihat mengulurkan tangan ke arah Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo yang berpapasan dengannya.
Namun, uluran tangan Andika Perkasa terlihat tak berbalas.
Irjen Pol Ribut Hari Wibowo terlihat menghindari jabatan tangan Andika Perkasa.
Mantan Karobinkar SSDM Polri itu terlihat berlalu meninggalkan Andika Perkasa yang terpaku.
Hal serupa juga ditunjukkan oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Nana yang mengenakan batik itu hanya merapatkan kedua telapak tangannya di dada.
Meski demikian, Andika Perkasa terlihat tetap tersenyum.
Dirinya tetap mengulurkan tangan kepada sejumlah tamu undangan yang berpapasan dengannya.
Satu di antaranya pria berseragam Kejaksaan yang diduga adalah Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Ponco Hartanto.
Ponco terlihat menyambut uluran tangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi.
Penjelasan Polda Jateng
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, memberikan klarifikasi bahwa peristiwa itu tidak ada unsur kesengajaan.
“Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo saat itu sedang berjalan hendak meninggalkan kantor KPU Jawa Tengah dan sudah menundukkan kepala untuk berpamitan. Jadi saat itu tidak ada unsur kesengajaan untuk tidak mau bersalaman,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Kamis (26/9/2024).
Artanto menegaskan bahwa video viral tersebut berbanding terbalik dengan interaksi antara Andika dan Ribut di ruang transit KPU Jawa Tengah pada hari yang sama, yakni Selasa (24/9/2024) malam.
"Antara Pak Andika dengan Pak Ribut di ruang transit menunjukkan sikap yang bersahabat, karena keduanya selain bersalaman dan cipika-cipiki juga ngobrol akrab membahas berbagai hal,” katanya lagi.
Artanto menilai bahwa video yang menunjukkan Kapolda Jateng enggan bersalaman dengan Andika sengaja diunggah untuk memperkeruh suasana.
“Ini adalah upaya yang di-framing oleh orang yang tidak senang jika pilkada berlangsung damai, aman, dan nyaman,” tambahnya.
Ia juga meyakinkan bahwa keakraban dan soliditas antara TNI dan Polri tetap terjaga dengan baik. (Bangkapos.com/Tribun-Medan.com/Tribun-Timur.com/ Tribun Jateng)
Sumber: Bangka Pos