News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala BPOM Bongkar 4 Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Mahal

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar melakukan sesi wawancara dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2024). Dalam pembicaraan tersebut, Taruna Ikrar banyak berbagi tentang tugas-tugas dari presiden yang melantiknya menjadi Kepala BPOM. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN

"Nah, dari 190 itu, hitungannya kan kalau dibuat dalam bentuk jumlah, berapa triliun, itu hanya sekitar omzet pasarnya itu sekitar Rp 100 triliun sampai Rp 140 triliun. Itu sebetulnya kan tidak besar," ucap Taruna.

Jadi, akibat dari produksi terbatas, harga pun mengalami kenaikan.

Faktor ketiga menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki industri yang bisa memproduksi bahan baku, harga bahan baku lokal lebih mahal dibandingkan dengan yang diimpor.

Ia mengatakan ada 15 industri yang bisa memproduksi bahan baku obat, tetapi karena harganya lebih mahal daripada impor, perusahaan lebih memilih impor.

"Nah ternyata ada yang diproduksi dalam negeri juga 15 item, saya tidak perlu sebutkan, itu juga ternyata lebih mahal dari impor. Kenapa? Karena itu tadi dia produksinya terbatas, jadi harga dasarnya juga mahal. Lebih bagus dia (perusahaan) impor," tutur Taruna.

Faktor keempat adalah tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan farmasi untuk distribusi dan pemasaran.

Keempat faktor ini, menurut Taruna, sedang menjadi fokus BPOM dalam upaya menurunkan harga obat di dalam negeri agar lebih terjangkau.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini