News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok Comeback, Simak 3 Blak-blakan Terbaru Ahok

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali bersuara.

Di masa kampanye Pilkada serentak 2024 ini, Ahok blak-blakan ke publik.

Sebelumnya Ahok tak banyak bersuara ke publik setelah Pilkada 2017 lalu.

Saat itu Ahok mencalonkan gubernur Jakarta namun kalah dari Anies Baswedan.

Berikut 3 Pernyataan Ahok Terbaru sebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Minggu (6/10/2024) :

  1. Pasangan Lain Berbahaya

Ahok yang juga politisi PDIP ini mengatakan ada pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024 yang lebih berbahaya.

Hal ini disampaikan Ahok dalam acara deklarasi dukungan Ahokers terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dari PDIP, pada Pilkada Jakarta 2024, Pramono Anung - Rano Karno.

"Saya bukan mau menjelekkan pasangan yang lain gitu ya, pasangan yang lain itu kadang-kadang bisa lebih berbahaya daripada yang dulu, tahu enggak. Ini casing-nya lebih bagus, lebih bahaya ini," kata Ahok di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Sabtu (5/10/2024).

Ahok meminta para Ahokers tak mudah percaya dengan pasangan calon (paslon) yang seakan-akan tampilan luarnya bagus.

"Jadi, kita jangan terlalu mau percaya seperti itu," ujar Ketua DPP PDIP ini.

Belum diketahui siapa pasangan cagub dan cawagub Jakarta lainnya yang dimaksud oleh Ahok.

Namun, diketahui ada dua pasangan cagub dan cawagub lainnya pada Pilkada Jakarta 2024 kali ini. Mereka yakni RIdwan Kamil-Suswono yang diusung sejumlah partai politik besar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan Pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana yang maju dari jalur independen.   

2. Pindah Parpol karena Tidak Berprinsip di Sana

Ahok juga membeberkan alasannya beberapa kali berpindah partai politik (parpol) hingga akhirnya berlabuh di PDIP.

Hal ini disampaikan saat Ahok setelah Ketua DPP PDI-P itu setelah mendapat pertanyaan dari banyak orang yang menyebut dirinya tidak setia dengan parpol.

“Terus orang tanya sama saya, ‘bapak ini enggak setia sama partai politik’. Saya bilang, 'saya tidak pernah pindah partai politik lalu karena mau itu (jabatan), saya loncat', enggak pernah saya,” ungkap Ahok dalam acara deklarasi Ahokers di Gedung Serbaguna Senayan, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2024).

“Saya pindah partai karena tidak berprinsip partai tersebut. Saya ikut partai karena ideologi, bukan pragmatis,” imbuh dia.

Dalam satu momen, Ahok sempat membuat pernyataan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengenai parpolnya jika suatu hari dicekal oleh banyak pihak.

Kepada Megawati, Ahok mengaku akan maju sebagai garda terdepan untuk mempertahankan PDI-P.

“Saya bilang sama ibu waktu itu, ‘kalau suatu hari partai kita dicap partai terlarang, dipenggal, dihukum mati pun saya akan maju ke depan untuk dipenggal’. Karena ini ideologi saya,” tegas Ahok sambil menggebu-gebu.

“Tetapi, kalau partai politik tidak punya ideologi mengurus rakyat, sorry, saya tinggalkan. Ini sangat jelas, sebagai kader partai, kita harus disiplin berorganisasi,” pungkas dia.

Untuk diketahui, PDI-P menjadi partai ke-4 bagi Ahok.

Ia sebelumnya merupakan kader Perhimpunan Indonesia Baru (PIB), Golongan Karya (Golkar), dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

3. Usulkan Pramono Anung ke Megawati

Ahok mengatakan  Ketua Umum PDIP  Megawati Soekarnoputri sempat mengancam memecat Pramono Anung dari PDIP.

Ahok mengaku sebagai orang pertama yang mengusulkan ke Megawati agar PDIP mencalonkan Pramono Anung sebagai calon Gubernur Jakarta.

"Ketika saya mengusulkan, yang mengusulkan Mas Pram tuh, saya lho sama ibu (Megawati)," kata Ahok di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Sabtu (5/10/2024).

Ketua DPP PDIP ini menyebut Pramono Anung hampir menangis saat ditugaskan Megawati untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

"Saya ngomong, Mas Pram ditelepon, Mas Pram masih saya lihat mukanya mau nangis, 'ampun mbak, ampun mbak, jangan saya mbak, jangan saya mbak'," ujar Ahok.

Ahok menuturkan, Megawati bahkan mengancam akan memecat Pramono jika menolak penugasan itu.

"Terus kata ibu (Megawati), ini perintah, kalau tidak mau saya pecat kamu hari ini juga. Lalu, Mas Pram bingung, 'Saya boleh telepon istri saya dulu enggak?' Berapa lama? '30 menit'," ucapnya.

Setelah menelepon istrinya, Pramono pun akhirnya menyetujui permintaan Megawati untuk maju sebagai calon gubernur.

"Terus ibu ngomong lagi, 'jadi jangan ada kegalauan lagi', ini adalah putusan ibu dan permintaan saya. Ini harus clear," ungkap Ahok menirukan ucapan Megawati.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini