Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia akan menyelenggarakan Pameran Pendidikan Tinggi Eropa atau EHEF ke-16, di Yogyakarta pada 30 Oktober dan Jakarta pada 2-3 November 2024.
Penyelenggaraan di Yogyakarta bertempat di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara acara di Jakarta digelar di Catur Dharma Hall, Menara Astra.
Dalam pameran pendidikan tinggi ini, ada 88 institusi pendidikan tinggi atau universitas dari 15 negara anggota Uni Eropa. Turut ikut serta perwakilan program beasiswa International Student Mobility Award (IISMA) Indonesia yang akan berpartisipasi di EHEF 2024.
Pengunjung pameran ini berkesempatan mendapatkan informasi luas, dan berkonsultasi perihal persyaratan administrasi untuk menempuh pendidikan tinggi di negara-negara Uni Eropa, hingga memperoleh jejaring Kedutaan Besar Indonesia negara tujuan yang bisa membantu dalam proses pendaftarannya.
Baca juga: Gali Potensi Siswa Lewat Talent Spotting dan Pameran Pendidikan di Kanisius Expo 2024
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi mengatakan kemitraan Uni Eropa dengan Indonesia di bidang pendidikan tinggi terbilang sebagai kerja sama yang sukses.
Pasalnya, setiap tahun ada 4.000 pelajar Indonesia mendaftar di universitas Eropa, dan lebih dari 1.000 beasiswa diberikan setiap tahunnya kepada pelajar Indonesia.
“Setiap tahun lebih dari 4.000 pelajar Indonesia mendaftar di universitas - universitas Eropa. Lebih dari 1.000 beasiswa diberikan setiap tahunnya kepada pelajar Indonesia melalui program unggulan Uni Eropa, Erasmus, dan berbagai program beasiswa lainnya yang juga ditawarkan oleh negara-negara anggota Uni Eropa,” kata Denis dalam konferensi pers, di Kantor Delegasi Uni Eropa, Menara Astra, Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Setidaknya ada tiga keunggulan dari universitas-universitas Uni Eropa, diantaranya kualitas lewat proses Bologna yang menjamin mutu pendidikan Eropa secara ketat. Mahasiswa yang belajar di negara anggota Uni Eropa juga bisa belajar dari satu negara ke negara lainnya.
Misalnya, pada semester pertama mahasiswa bisa belajar di Belgia, kemudian pada semester keempat mereka bisa pindah belajar ke Prancis, Belanda, di mana semua SKS bisa disatukan dan lulus dalam satu program jurusan.
Dalam perpindahan itu, mahasiswa juga bisa belajar berbagai budaya, bahasa maupun makanan dari negara -negara yang jadi tujuan pendidikan.
Selain itu, menempuh pendidikan di negara anggota Uni Eropa juga terbilang lebih terjangkau dari sisi biaya, lantaran ada berbagai subsidi yang diberikan pemerintah negara - negara Uni Eropa.
Sementara beasiswa atau keringanan biaya kuliah bervariasi untuk setiap universitas di negara Uni Eropa. Mulai dari pengurangan biaya kuliah, mendapat tunjangan hidup, uang saku, hingga subsidi transportasi. Bahkan ada beberapa negara yang menawarkan pendidikan gratis.
Lebih lanjut, Denis menerangkan, acara ini juga menyoroti kerja sama tim Eropa untuk mendukung mahasiswa Indonesia, mendorong kemitraan antar institusi pendidikan tinggi, dan menguatkan hubungan antar individu.