TRIBUNNEWS.COM - Letnan Jenderal TNI Purn. Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A. adalah Menteri Pertahanan Republik Indonesia dalam Kabinet Merah Putih di Pemerintahan Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan atau Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dulunya merupakan mantan pengawal pribadi Presiden Soeharto.
Sjafrie Sjamsoeddin lahir pada 30 Oktober 1952 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Letnan Jenderal TNI Purn. Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A. dikenal sebagai teman dekat Prabowo Subianto.
Sjafrie Sjamsoeddin menikah dengan Etty Sudiyati.
Pasangan Sjafrie Sjamsoeddin danEtty Sudiyati dikaruniai dua orang anak.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin besar di keluarga dengan latar belakang militer.
Sjafrie Sjamsoeddin adalah anak dari Letkol (Purn) Sjamsoeddin Koernia.
Menhan RI ini memiliki adik yang juga merupakan seorang TNI, yakni Marsda TNI (Purn), Maroef Sjamsoeddin.
Sjafrie Sjamsoeddin dikenal sebagai seorang birokrat dan tokoh militer Indonesia.
Menhan RI era Prabowo Subianto ini diketahui pernah menjabat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan untuk Manajemen.
Baca juga: Menhan Sjafrie Sambangi Mabes TNI, Bicara Perlunya Regulasi Reformasi Birokrasi Pertahanan
Dikutip dari Tribunnewswiki, Sjafrie Sjamsoeddin adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1974, sebuah institusi pendidikan militer negara yang menjadi awal mula karier cemerlang Sjafrie Sjamsoeddin di dunia militer.
Sjafrie Sjamsoeddin mengawali karier militer dengan jabatan sebagai Komandan Peleton (Danton) di Grup I Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) pada tahun 1975 sampai 1977.
Karier Sjafrie Sjamsoeddin terus berkembang pesat mulai dari situ.
Termasuk menjadi Komandan Kompi (Danki) II Grup I Kopassus pada 1977-1980 dan Perwira Intelijen di Grup I pada 1980-1981.
Sjafrie Sjamsoeddin sudah mengabdi sejak tahun 1974 sampai pensiun pada tahun 2010.
bergabung dengan Infanteri dan Kopassus selama bertugas.
Punawirawan TNI AD ini pernah terlibat dalam Operasi Seroja di Timor Timur, operasi militer di Aceh, serta penanganan konflik di Papua.
Selama bertugas, Sjafrie Sjamsoeddin a bergabung dengan Infanteri dan Kopassus.
menteri Pertahanan Era Prabowo ini pernah terlibat dalam Operasi Seroja di Timor Timur, operasi militer di Aceh, serta penanganan konflik di Papua.
Sjafrie Sjamsoeddin tak lain juga teman Prabowo sesama taruna Akabri Darat di Lembah Tidar, Magelang.
Meski Presiden Prabowo masuk pada 1970 dan Sjafrie pada 1971, keduanya lulus bersama pada tahun 1974.
Setelah lulus, Sjafrie menjalani karier panjang di Kopassus.
Baca juga: Kenangan Masa Muda di Akmil: Sjafrie Sjamsoeddin Kembali ke Bukit Tidar Sebagai Menteri Pertahanan
Pendidikan
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan sosok yang punya karier cemerlang di dunia militer tanah air.
Terbukti karena Sjafrie Sjamsoeddin telah menduduki berbagai jabatan strategis di TNI AD.
Sjafrie tercatat pernah menjabat sebagai Danton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), Dan Nanggala X Timor-Timur (1976), Dan Nanggala XXI Aceh (1987), Danyon 11, dan Dantim Maleo Irian Jaya (1987).
Tak hanya itu, Sjafrie juga sempat menduduki posisi sebagai Satgas Kopassus Timor Timur (1990), Dangrup A Paspampres, Danrem 061/Surya Kencana (1995), dan Kasgartap-1 Ibu kota (1996).
Karier Sjafrie semakin naik setelah ia diamani jabatan sebagai Kasdam Jaya pada tahun 1996.
Kemudian pada 1997, Sjafrie ditunjuk untuk menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Setahun setelahnya, Sjafrie mendapat amanah untuk menduduki posisi Aster Kasum TNI.
Pada 1998, Sjafrie dipercaya untuk menjadi Sahli Polhukam Panglima TNI.
Lalu pada tahun 2001, Sjafrie kemudian diamanahkan untuk menjabat Koorsahli Panglima TNI.
Satu tahun setelahnya, Sjafrie diangkat menjadi Kapuspen TNI pada tahun 2002.
Selanjutnya di tahun 2005, Sjafrie diutus menjabat sebagai Sekjen Dephan hingga masa pensiunnya.
Profil Sjafrie Sjamsoeddin, Menhan Baru di Kabinet Merah Putih, Teman Seangkatan Prabowo di TNI AD
Rekam Jejak
Saat ini, Sjafrie Sjamsoeddin menjadi Menteri Pertahanan RI baru pengganti Prabowo Subianto.
Sjafrie Sjamsoeddin adalah jenderal Asal Makassar sekaligus sahabat kecil Prabowo.
Keduanya sama-sama lulusan Akademi Militer 1974.
Sjafrie Sjamsoeddin purnawirawan jenderal bintang tiga TNI AD.
Sejak muda hingga sekarang, Sjafrie dan Prabowo terlihat sering berfoto bersama.
Saking dekatnya, Sjafrie diangkat menjadi penasihat khusus di Kementerian Pertahanan, saat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan
Di masa Orde Baru, dia pernah menjabat Komandan Grup A Paspampres Presiden Soeharto.
Pria kelahiran 30 Oktober 1952 di Makassar itu memiliki segudang pengalaman berharga.
Tak hanya di militer, perjalanan karier Sjafrie di dunia pemerintahan juga terbilang cemerlang.
Sjafrie Sjamsoeddin muda bahkan pernah mengemban jabatan sebagai ajudan Presiden Soeharto.
Sjafrie Sjamsoeddin menjabat Pangdam Jaya pada akhir pemerintahan Soeharto.
Kemudian di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Sjafrie Sjamsoeddin dipercaya menjabat Wakil Menteri Pertahanan.
Lalu, di era Presiden Prabowo Subianto ini Sjafrie Sjamsoeddin dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Merah Putih.
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan nama Jenderal Asal Makassar Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Merah Putih Minggu (20/10/2024) malam.
Dalam buku berjudul "Warisan (daripada) Soeharto" yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2008, Sjafrie mengisahkan salah satu pengalaman menegangkan saat bertugas sebagai Paspampres Soeharto.
Sjafrie Sjamsoeddin pernah hampir terlibat baku tembak dengan pengawal pribadi Perdana Menteri Israel ketika Soeharto melakukan kunjungan ke New York, Amerika Serikat.
Pada 22 Oktober 1995, Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite untuk menghadiri acara PBB di sana.
Saat itu, Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan posisi yang sangat berpengaruh bagi anggota-anggotanya yang mayoritas negara Timur Tengah.
Karena alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.
Rabin dengan 4 pengawalnya yang berasal dari Mossad (Pasukan Khusus Israel) kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.
Baca juga: Sosok Menhan Sjafrie Sjamsoeddin: Sahabat Prabowo Sejak Akmil, Doktor Ilmu Pertahanan Berbaret Merah
Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan.
Sehingga Yitzak Rabin beserta 4 pengawalnya dicegat oleh Paspampres Soeharto sebelum masuk lift.
Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka.
Salah satu personel Paspampres yang terlibat saat itu adalah Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin.
Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto.
Saat hendak memasuki tangga elevator (lift) terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.
Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan jenderal kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 dan para personel Paspampres lainnya.
Karena para pengawal Perdana menteri Israel itu menaruh kecurigaan pada Paspampres, sehingga mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain.
Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.
Terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.
Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya.
Ia hendak menempelkan moncong senapan mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.
Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu.
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing.
"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya, Masih dilansir dari Tribunnewswiki,
Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu
Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol kemanan Paspampres.
Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.
Sjafrie kini menjabat Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Manajemen Pertahanan sejak tanggal 6 Desember 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia di era Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Sjafrie, merupakan lulusan Akademi Militer (1974) berasal dari kecabangan Infanteri (Kopassus).
Sjafrie Sjamsoeddin menjabat Kepala Staf Kodam Jakarta Raya pada 1996, dan kemudian diangkat sebagai Panglima Kodam Jaya pada tahun berikutnya.
Sjafrie Sjamsoeddin tetap memegang posisi tersebut saat kerusuhan melanda Jakarta pada 1998. Sjafrie juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan TNI pada 2002.
Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sjafrie dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan.
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya menjabat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Manajemen Pertahanan sejak 6 Desember 2019.
Sjafrie mengawali latar belakang militernya di Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1974 bersama Prabowo Subianto.
Setelah lulus, ia memulai tugasnya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1975.
Sejak itu, karirnya di lingkungan TNI terus berkembang, termasuk saat menjabat sebagai Pangdam Jaya dari September 1997 hingga Juni 1998, menggantikan Sutiyoso yang saat itu diangkat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sjafrie juga sempat dianugerahi penghargaan Adhi Makayasa pada 1974 sebagai lulusan terbaik Akmil.
Selama karirnya pria kelahiran 30 Oktober 1952 pun menempati berbagai posisi strategis, termasuk menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI pada 4 Maret 2002. Ia kemudian dipromosikan menjadi Bintang Tiga sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan pada 15 April 2005.
Pria kelahiran Makassar itu juga telah menyelesaikan berbagai pendidikan pengembangan umum dan spesialisasi militer, termasuk Infantry Officer Advance Course, Seskoad, Lemhanas, serta pelatihan khusus seperti Komando, Intelijen, Jump Master, Free Fall, hingga pelatihan tentang Terorisme dalam Konflik Intensitas Rendah.
Selanjutnya, Sjafrie juga pernah bertugas di Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada masa Presiden Soeharto. Ia menjabat sebagai Dangrup A Paspampres pada era tersebut.
Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sjafrie dipercaya sebagai Wakil Menteri Pertahanan sejak 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014, mendampingi Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro.
Selain itu, Sjafrie aktif dalam diplomasi pertahanan dengan negara-negara sahabat, seperti Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, dan Australia, serta mempromosikan industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad, PT PAL, PT DI, dan LEN, juga melibatkan sektor swasta seperti PT Sari Bahari.
Di luar aktivitas militer dan pemerintahan, Sjafrie telah meraih gelar Master of Business Administration dari National University of Singapore pada 2015.
Sedangkan, kiprahnya di kancah internasional meliputi keterlibatannya sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam kerja sama internasional bidang pertahanan dari 2005 hingga 2014.
Tak hanya itu, Sjafrie juga pernah menjadi Wakil Ketua Pelaksana Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) pada 2018 dan menduduki posisi Wakil Ketua Dewan Pembina Pusat Kajian Strategi Nasional (PPSN).
Kepercayaan atas kemampuannya semakin kuat ketika ia ditunjuk sebagai Wakil Asisten Operasi Komandan Kopassus pada 1991-1993.
Harta Kekayaan
Sjafrie Sjamsoeddin ditunjuk Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Merah Putih.
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan sosok yang tidak asing di dunia pertahanan.
Bahkan Sjafrie Sjamsoeddin menjabat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Manajemen Pertahanan sejak 6 Desember 2019 atau ketika Prabowo masih menjadi Menteri Pertahanan
Dikutip dari situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) KPK, Sjafrie Sjamsoeddin terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 1 Mei 2014 ketoka masih menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan periode 2009-2014.
Tertuang dalang LHKPN-nya, Sjafrie Sjamsoeddin tercatat memiliki tanah seluas 35.000 meter persegi di Kabupaten Bogor seharga Rp2.275.000.000.
Sjafrie Sjamsoeddin juga, memounyai tanah dan bangunan seluas 867 meter persegi dan 1.000 meter persegi di Kota Jakarta Selatan seharga Rp20.570.515.000.
Sjafrie Sjamsoeddin tercatat hanya memiliki satu unit kendaraan bermotor, yaitu mobil merk VW CARAVELLE, tahun pembuatan 2007 yang harganya 525.000.000. Selain itu, Sjafrie Sjamsoeddin tercatat tidak memiliki harta bergerak lainnya, surat berharga, dan tidak punya piutang.
Total kekayaan Sjafrie Sjamsoeddin yang dilaporkan tercatat sebesar Rp23.677.700.644 dengan rincian sebagai berikut:
- Tanah dan bangunan: Rp22.845.515.000.
- Alat transportasi dan mesin: Rp525.000.000 .
- Harta begerak lainnya: -
- Surat berharga: -
- Giro dan setara kas: Rp307.185.644
- Harta lainnya: -
- Utang: -
(TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)
Baca berita terkait di sini