News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Pahlawan

10 Contoh Puisi Tema Hari Pahlawan, Singkat dan Menyentuh Hati

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi menulis puisi. Simak 10 contoh puisi bertema Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya. 

Peringatan Hari Pahlawan menjadi momentum untuk mengenang jasa dan perjuangan pahlawan dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menyemarakkan peringatan Hari Pahlawan 2024. 

Salah satunya dengan membaca puisi bertema pahlawan. 

Membaca puisi bertema pahlawan dapat menumbuhkan rasa cinta pada tanah air dan mengingat jasa para pahlawan yang telah gugur.

Sebagai referensi, berikut ini 10 contoh puisi bertema Hari Pahlawan yang Tribunnews.com kutip dari WartaKotalive.com dan sumber lainnya.

Puisi Tema Hari Pahlawan

1. Jejak Pahlawan Bangsa
(Karya: Almas Noor Huda dalam buku Puisi Sejarah (130 Puisi Terbaik Lomba Tingkat Nasional))

Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Semerbak harum dalam untaian syair pujangga
Bercerita haru akan kisah perjuangan
Bertaruh nyawa di medan peperangan
Kapten Pattimura dengan pedangnya
Jenderal Soedirman dengan tandunya
Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya
Memperjuangkan Indonesia merdeka
Tujuh belas Agustus 1945
Soekarno memproklamirkan kemerdekaan
Riuh tangis haru dikumandangkan
Jatuhnya Jepang dan merdekanya negara Indonesia
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Menapak jelas menembus zaman
Kini beliau pun menyaksikan dari surga
Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela

2. Ki Hajar Dewantara
(Karya: Mutasaroh dalam buku Sang Teladan: Kumpulan Puisi)

Engkau pendiri Taman Siswa
Sebagai pengabdian bagi Negara
Engkau bapak pendidikan nasional
Pemberi inspirasi pada bangsa Indonesia
Wahai pahlawan pendidikan
Engkau kerahkan tenagamu
Engkau curahkan pikiranmu
Engkau korbankan waktumu
Untuk mendidik putra-putri bangsa
Wahai pahlawan pendidikan
Kini kau telah tiada...
Kini tinggal kenangan...
Semangatmu tak pernah ku lupakan
Jasamu sangat besar pada Negara
Wahai pahlawan pendidikan
Namamu kan harum semerbak wangi
Di setiap langkah generasi Indonesia
Semoga Allah membalas semua kebaikanmu
Terima kasih pahlawanku...

3. Denyut Nadi Kemerdekaan
(Karya: Siti Nurhasanah dalam buku Puisi Kemerdekaan: Antologi Puisi)

Baca juga: Logo Hari Pahlawan 10 November 2024, Lengkap dengan Filosofi dan Maknanya

Keuangan yang di-Tuhankan
Telah menggores denyut nadi kemerdekaan
Hal-hal yang mengenai perebutan kekuasaan
Nyaris mewafatkan denyut nadi kemerdekaan
Lantas berkejar demokrasi konfrontatif
Mengaburkan demokrasi substantif
Namun ruh-ruh pahlawan dalam sejarah itu
Kembali hidupkan lagi denyut nadi kemerdekaan
Dan visi hakiki berdiri melaju gesit enyahkan
Kepalsuan dalam IKHLAS PERJUANGAN

4. Sosokmu Tak Dilupakan
(Karya: Akbal Marfianda dalam buku Seuntai Ungkapan Hati: Kumpulan Puisi)

Padamu pahlawan bangsa
Yang dikenal di seluruh dunia
Yang mampu menciptakan teknologi canggih
Yang mampu mensejahterakan rakyat walau hanya sekejap
Tapi jasamu tak pernah dilupakan
Kami rindu pahlawan bangsa seperti mu
Pahlawan yang rendah hati dan tidak sombong
Pahlawan yang pantang menyerah
Pahlawan yang mengerti masyarakat
Pahlawan yang setia
Semoga engkau tenang di sana
Doa kami selalu menyertaimu...

5. Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan
(Karya: Siti Isnatun M. dalam buku Kumpulan Puisi Pahlawan)

Di sebuah makam
jauh dari kehidupan
yang tersimpan hanyalah kenangan
akan keabadian yang temaram

Sepotong sunyi menepi
di antara nisan-nisan berjejer rapi
seolah jadi teman yang peduli
menyanyikan sepi tanpa henti

Berkalang tanah engkau para kebanggaan
tenggelam bersama keteladanan
betapa tamanmu kini sunyi dan sepi
seakan duniamu telah ikut mati

Taman makammu makin tak terjamah
Perjuanganmu makin terlupa sejarah
Sungguh ironis dan mengunggah
Semua terjadi saat jasamu terasa indah

Nisanmu yang dulu megah
kini tampak mulai layu dan jengah
bagai bunga kamboja berguguran ke tanah
tak terusik oleh deretan kisah

Sepotong sunyi terus menggelayuti
taman makammu...wahai pahlawan negeri
Hati berbisik dengan sepi
akankah kami bisa berbagi
meski hanya kisah yang tak selesai
dari perjalananmu yang telah usai

6. Elegi 10 November
(Karya: Siti Isnatun M. dalam buku Kumpulan Puisi Pahlawan)

Hari ini kami memandang
wajah-wajah pada bingkai yang terpajang Menunduk membisikkan doa dalam semat kenangan akan jasa

Separuh asa kami melayang
dalam bayang-bayang
akan masa yang telah silam
Darah yang telah mengalir
Keringat yang telah bergulir
bagai sebutir safir
dalam ruang yang temaram

Bukan lagi tangis yang seharusnya kami berikan Bukan!
Meski air mata membayangi kenangan akan pengorbanan yang telah dipersembahkan

10 November ini
Bersama duka ini
Kami sematkan setangkup doa Bersama tekad dan asa
Bahwa kami adalah tonggak penerus untuk jiwa kepahlawananmu yang tulus

7. Sang Pejuang
(Karya: Shavna Agitsni)

Dengan tegap kau beranikan diri
Melangkah tuk mempertaruhkan diri
Bahkan kau siap mati
Demi kemerdekaan ibu pertiwi
Geram
Sepertinya itu yang kau rasakan
Negeri ini telah lama tertikam
Dan kini kau akan menikam
Tak tahan untuk bungkam
Telah banyak darah yang mengalir
Seolah bagaikan sihir
Telah banyak goresan luka yang telah mereka ukir
Walau sudah tiada
Tapi namamu akan tetap ada
Walau kau sudah tidak ada di dunia
Jiwamu masih dalam sejarah bangsa

8. Gugur Pejuang

(Karya: Ayla Andhura Hamba Al-Ghafur)

Indonesia tanah airku
Yang sedang kupijak di atasnya
Semuanya tanpa mengetahui cara meraihnya
Yang tanpa mengetahui cara meraihnya

Wahai pahlawanku...
Pejuang NKRI tanah airku
Kau relakan tubuhmu tertusuk demi

Ku menangis tersedu-sedu
Tetesan air mengalir di seluruh wajahku
Tapi aku hanya dapat berpikir bagaimana
Tetesan darah mengalir di seluruh tubuhmu

Kini telah gugur engkau wahai pejuangku
Aku hanya dapat mengirim doa kepadamu
Semoga cahaya selalu menerangi dan rakyat NKRI

9. Penyelamat Ibu Pertiwi
(Karya: Agung Dwi Prasetyo)

Seperti hujan yang turun membasahi bumi
Menjadikan tanah kering menjadi subur
Seperti itulah para pahlawan
Menjadikan negara ini merdeka dari pejajahan

Tak terukur perjuangan yang kau lakukan
Tak terhitung berapa banyak darah yang tertumpah
Demi tercapainya kemerdekaan
Demi mengusir para penjajah yang serakah

Usai sudah kini perjuanganmu
Tinggalah kami di sini yang menikmati
Hasil jerih payah engkau dahulu
Terimakasih para pahlawanku

10. Gelora Pejuang Kemerdekaan
(Karya: Putu Surya Nata)

Di balik tirai zaman yang bergulir
Hembusan angin senantiasa semilir
Membawa bangsaku menyongsong takdir
Yang dahulu didekap getir

Dalam gulita malam yang gelap
Gemuruh senjata kian mendekap
Para pajuang melangkah tegap
Membela negeri dengan sigap

Bangsaku bebas dari penjajah
Harus dibayar dengan darah tertumpah
Kaki remuk jalan terpapah
Tekad pejuang penuhi sumpah

Terimakasih pahlawan kusuma bangsa
Jasa-jasamu setinggi angkasa
Terukir abadi sepanjang masa
Dalam hati dan juga rasa

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 16 Puisi Bertemakan Hari Pahlawan Nasional Cocok Diajarkan di Sekolah

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini