Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti membeberkan terkait dengan program atau kebijakan yang akan diambilnya terkait dengan dunia pendidikan dasar dan menengah untuk lima tahun ke depan.
Salah satu poin yang disampaikan oleh Abdul Mu'ti yakni pemberian pendidikan matematika yang akan dimulai sejak tingkat taman kanak-kanak.
Baca juga: Mendikdasmen: Keputusan soal UN, Kurikulum Hingga Zonasi Ditetapkan di Awal Tahun Ajaran Baru
Pernyataan itu disampaikan Mu'ti dalam rapat kerja antara Komisi X dengan Kementerian Dikdasmen dan Kementerian Dikti Saintek di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Kami sudah merancang, insyaallah pendidikan matematika itu akan dimulai dari sejak taman kanak-kanak," kata Mu'ti dalam rapat kerja yang digelar, Rabu (6/11/2024).
Kata Mu'ti penerapan matematika tersebut sebagian upaya agar pendidikan terkait numerasi hingga literasi bisa ditanamkan sejak dini.
"Penguatan pendidikan unggul, literasi, numerasi, dan sains teknologi. Itu meliputi pendidikan matematika, sains, teknologi sejak dini," kata dia.
Baca juga: Mendikdasmen Abdul Muti akan Segera Bertemu Kapolri Bicara Kasus Guru Supriyani
Kekinian, Mu'ti mengaku sudah melakukan uji coba terkait dengan programnya itu disebuah Taman Kanak-kanak di daerah Palembang.
"Dan saya sudah praktikan bagaimana matematika untuk kanak-kanak, dalam kunjungan kerja kami yang pertama di Palembang, di sebuah TK yang dikelola oleh Angkatan Udara," kata dia.
Dalam momen ini, dirinya berkelakar soal alasan pemilihan TK tersebut.
Kata dia, TK yang dikelola Angkatan Udara menjadi sebuah misi bagi Kementerian Dikdasmen dalam membawa dunia pendidikan di Indonesia terbang tinggi.
"Dan kami pilih TK angkatan udara supaya pendidikan Indonesia terbang tinggi, setinggi pesawat kita," ucap dia.
Tak hanya itu, Mu'ti juga menyatakan, pihaknya akan menanamkan pendidikan karakter sejak dini terhadap para siswa.
Adapun beberapa upayanya yakni dengan menerapkan program-program konseling, peningkatan kompetensi guru konseling dan agama di sekolah.
"Penanaman karakter tujuh kebiasaan anak Indonesia. Kami sempat memperkenalkan ini di salah satu stasiun televisi anak-anak," tandas Mu'ti.