Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Republik Indonesia, Armanatha Nasir mengatakan saat ini angka kelahiran (birth rate) di berbagai negara maju semakin menurun. Hal ini membuat negara - negara maju tersebut membutuhkan pekerja - pekerja migran dari luar negaranya.
Kondisi ini akan dimanfaatkan pemerintah untuk menyalurkan pekerja migran Indonesia (PMI) ke negara - negara yang membutuhkan. Mengingat Indonesia punya limpahan pekerja usia produktif, seraya menyambut bonus demografi.
"Di sini memang kalau kita lihat tadi kita bahas bagaimana birth rate (angka kelahiran) di berbagai negara maju itu sekarang semakin turun, sehingga mereka membutuhkan pekerja-pekerja migran," kata Armanatha usai rapat koordinasi dengan Wamen Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), di Kantor Kementerian P2MI, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2024).
Namun sebelum para PMI disalurkan, mereka harus dilatih dan punya kemampuan berdaya saing global, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan negara penawar.
"Ini merupakan peluang untuk Indonesia yang skilled workers untuk bisa kita kirim ke sana," lanjutnya.
Baca juga: Kemensos Dampingi Pemulihan 105 PMI Bermasalah yang Dideportasi dari Malaysia
Lebih lanjut dalam rapat koordinasi ini, Kementerian P2MI dan Kemlu RI juga menjajaki peluang akses pasar kerja baru di tengah terbukanya peluang pekerja migran bekerja di negara - negara maju.
"Dan yang tidak kalah penting adalah mencari peluang akses pasar baru," kata Armanatha.
Termasuk membahas koordinasi Direktorat Jenderal Promosi dan Pemetaan Peluang Kerja Luar Negeri selaku Ditjen yang baru dibentuk Kementerian P2MI, khususnya terkait jaringan, serta kebutuhan dan ketersediaan peluang kerja di luar negeri.
"Nah ini nanti kita bisa berkoordinasi lebih intensif lagi. Tadi Pak Tata (Armanatha Nasir) juga sampaikan alangkah baiknya, jika kami punya forum khusus untuk rapat koordinasi, sharing informasi," kata Wakil Menteri P2MI Christina Aryani.