TRIBUNNEWS.COM - Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Setyo Budiyanto terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029.
Pemilihan pucuk pimpinan lembaga antirasuah itu digelar dalam Rapat Pleno Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Setyo mendapat suara terbanyak menjadi Ketua KPK dengan perolehan 45 suara dari voting yang dilakukan Komisi III DPR RI.
Ia terpilih setelah merampungkan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test capim dan cadewas KPK periode 2024-2029, sejak Senin (18/4/2024) hingga Kamis.
Setyo akan memimpin KPK bersama Johanis Tanak, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, dan Agus Joko Pramono.
Sejumlah tokoh memberi komentar terkait terpilihnya Setyo Budiyanto sebagai Ketua KPK yang baru.
Budi Gunawan Ingatkan Bersinergi
Menanggapi terpilihnya Setyo Budiyanto. Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, mengungkapkan harapannya.
Budi berharap agar Setyo bisa bersinergi dengan seluruh aparat penegak hukum.
Karena menurut Budi, sinergitas ini penting dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Bersinergi ya dengan seluruh perangkat aparat penegak hukum. Fokus pada sesuai butir ketujuh Asta Cita presiden, fokus pada pemberantasan korupsi," kata Budi, Kamis.
Baca juga: VIDEO Setyo Budiyanto Jadi Jenderal Polisi Ketiga Pimpin KPK: Menanti Tindakan Tegas Melawan Korupsi
Eks Penyidik KPK: Tak Ada Rekam Jejak Buruk
Sementara itu, Mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menyebut mantan atasannya itu tidak punya rekam jejak buruk selama di KPK.
"Tidak ada rekam jejak buruk Setyo selama di KPK. Malah banyak kasus besar yang ditangani Setyo sebagai dirdik," kata Yudi, Kamis.
Yudi mengatakan, tugas berat akan menanti Setyo ke depannya. Misalnya, memulihkan kepercayaan publik kepada KPK yang semakin menurun.
"Saya percaya bahwa Setyo bisa karena pengalamannya pernah sebagai orang dalam KPK sebagai direktur penyidikan KPK sehingga tentu penindakan korupsi akan menjadi prioritasnya," katanya.
Komisi III Minta Tak Ulangi Kesalahan Pimpinan Lalu
Di sisi lain, anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, berharap agar Setyo tidak mengulangi apa yang pernah dilakukan oleh pimpinan KPK terdahulu.
Pasalnya, kata dia, pada pimpinan KPK RI terdahulu tiga di antaranya terbukti melakukan pelanggaran etik.
Bahkan, salah satunya yakni Firli Bahuri yang mendapat mandat sebagai Ketua KPK RI sampai terlibat perkara hukum.
"Ya mudah-mudahan saja dia tidak mengulangi lagi apa yang sudah dilakukan pimpinan KPK terdahulu."
"Karena kemarin itu ada tiga pimpinan kpk yang didiga melanggar etik, satu mengundurkan diri," kata Nasir di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Komisi III DPR RI membuka harapan baru bagi upaya pemerintah dalam memberangus tindak pidana korupsi.
"Oleh karenanya, mudah-mudahan KPK bisa bersinergi, kolektif kolegial itu harus diwujudkan, sehingga tidak ada yang kurang maupun yang lebih tinggi atau lebih rendah," katanya.
Dirinya juga berharap, ke depan ada sinergi yang baik antara pimpinan KPK RI dari dengan Dewan Pengawas KPK RI dalam menjalankan tugas.
Kata legislator PKS tersebut, hindari insiden saling lapor antara kedua stakeholder yang memimpin KPK mendatang.
"Jadi kolektif kolegial itu yang kita harapkan bisa menghadirkan kepemimpinan yang bersinergi, dengan dewan pengawas KPK ."
"Sehingga tidak ada saling melaporkan antara komisioner KPK dan dewan pengawas KPK, begitu juga sebaliknya," tandas Nasir.
(Tribunnews.com/Milani/Ilham Rian Pratama)