Para akademisi dari berbagai universitas, komunitas penggiat pendidikan, dan pemenang Call for Paper turut berpartisipasi, menciptakan diskusi yang kaya gagasan dan berorientasi pada solusi.
Diskusi dari wilayah Kalimantan menghasilkan beberapa gagasan inovatif untuk dunia pendidikan.
Di antaranya adalah mengadakan pelatihan untuk guru sebagai pamong atau fasilitator dalam mengarahkan siswa dengan pembelajaran di masyarakat, meluncurkan program parenting Tujuan Pendidikan yang wajib bagi orang tua sejak anak berada di PAUD.
Lalu melakukan pendataan kebutuhan guru di daerah demi kesejahteraan guru, memberikan inovasi kebijakan yang mendukung kolaborasi antara sektor industri/swasta dan instansi pendidikan terkait pengembangan metode pembelajaran ekstrakurikuler/kokurikuler.
Hingga menekankan sinkronisasi program dan kebijakan pendidikan antara pemerintah pusat maupun daerah, filantropi dan pemangku kepentingan lainnya, perihal inklusivitas dalam pendidikan.
FGD ini bukan hanya ruang untuk berbagi kegelisahan, tetapi juga arena bagi peserta untuk merumuskan rekomendasi kebijakan.
"Semoga hasil diskusi kita dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang tidak hanya konkret tapi berdampak untuk kebijakan pendidikan Indonesia”, ungkap Rizka Venusia, Growth Officer Pemimpin.id.
Setiap kelompok mempresentasikan solusi terbaiknya di akhir diskusi, memberikan pandangan yang konkret dan aplikatif untuk menjawab tantangan yang ada.
"Diskusinya menarik tentang tema dan masalah yang diangkat saat ini. Semoga menjadi kebijakan pendidikan ke depan," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Tidung, Irdiansyah.
Policy Forum on Education tidak berhenti di sini.
Gerakan ini akan terus meluas ke wilayah Indonesia Timur, membawa semangat kolaborasi yang semakin meluas.
Selain itu, akan ada pula “Lyceum Endgame Goes to Campus,” di mana para peserta terpilih nantinya dapat mempresentasikan solusi mereka langsung di hadapan pemangku kepentingan.
Hal ini memastikan bahwa gagasan yang muncul dari FGD tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi juga diimplementasikan ke dalam kebijakan nyata.
Dengan semangat #KolaborasiPendidikanKita dan #SemuaAmbilPeran, PFoE mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi bagian dari perubahan ini.
Pendidikan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak nyata bukanlah sekadar cita-cita, melainkan tanggung jawab bersama yang harus diwujudkan.
Gerakan ini adalah bukti bahwa melalui kolaborasi, kita dapat menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik untuk semua.