Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi gempa megathrust di wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikan Dwikorita dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Bahkan, Dwikorita Karnawati mengucap basmallah dan berdoa agar bencana gempa megathrust tersebut tidak terjadi.
"Bismillah, semoga tidak terjadi. Kami tidak bisa memprediksi, namun mewaspadai seismik gap ada dua panah besar, ini yang benar-benar kami bersiaga seismik gap, ini adalah energi megathrust yang belum dilepaskan, dan kita tidak tahu akan lepas namun sudah 267 tahun belum terlepas," kata Dwikorita.
Dia mengatakan, semakin lama energi gempa ini tersimpan, maka potensi dampaknya semakin besar ketika dilepaskan.
“Nah, di Jepang yang baru saja terjadi itu 78 tahun kemudian terlepas, di tempat yang lain, di Oki Jepang 176 tahun terlepas, di Aceh tsunami Banda Aceh itu gambaran megathrust itu terlepas setelah energinya 97 tahun," ujarnya.
Baca juga: Banjir Terjang Sukabumi, 6 Mobil Terseret Air di Sagaranten
Kendati belum diketahui kapan energi tersebut akan dilepaskan, Dwikorita menegaskan bahwa kesiapsiagaan adalah hal yang mutlak.
Untuk itu, BMKG telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait, di antaranya Kementerian PUPR, BNPB, BRIN, dan BPBD, untuk memastikan langkah mitigasi bencana berjalan dengan baik.
"Sehingga sudah sepatutnya kita semua bersiaga semoga tidak terjadi, kami sudah berkoordinasi dengan PUPR dengan BNPB dengan BRIN, BPPD, mohon doanya tidak akan terjadi," tandasnya.