TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mengakui ada aparatur sipil negara (ASN) yang tidak netral dalam Pilkada Serentak 2024.
ASN yang tidak netral itu karena diajak maupun menawarkan diri salah satu paslon kepala daerah.
Demikian disampaikan Tito saat mengikuti rapat kerja bersama Komite I DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (10/12/2024).
Mulanya, Tito berbicara bahwa persoalan ASN yang tidak netral dalam Pilkada adalah hal dilematis.
Baca juga: Kemendagri Terima Usulan 337 Daerah Otonomi Baru, di Antaranya Usulan Penambahan 42 Provinsi Baru
Masalah ini kata dia, perlu dicarikan jalan keluarnya bersama-sama.
Menurut Tito, ASN yang tidak netral dalam Pilkada itu bahkan banyak yang setingkat Sekretaris Daerah (Sekda).
Banyak juga dari mereka yang menawarkan diri kepada paslon untuk membantu pemenangan.
"Karena ASN, Sekda ke bawah, mereka cenderung akan diajak, diminta mendukung paslon baik yang inkumben maupun lawannya. Tetapi saya mau menanggapinya begini Pak, tidak hanya diminta Pak. Kadang-kadang ada juga yang menyodorkan diri pak (hehehe), kepada yang kira-kira menurut dia dari survai ah ini mungkin menang," ujar Tito.
Tito menjelaskan ASN itu mendukung paslon bukan tanpa alasan.
Mayoritas dari mereka meminta imbalan untuk kenaikan jabatan setelah dibantu pemenangan.
"Nah ini kemudian dia cari jalur Pak, untuk supaya ada jasanya. Supaya ada jasanya setelah itu nanti bisa tetap atau naik pangkat, naik jabatan. Nah ini sesuatu yang natural terjadi," ucap Tito seraya tertawa.
Lebih lanjut, Tito pun menyatakan ASN yang tidak netral di daerah juga menerima resikonya sendiri.
Baca juga: Pilkada Jakarta, Pramono-Rano Optimistis Hadapi Gugatan RK-Suswono, Sudah Siapkan 20 Pengacara
Sebab, jika kandidat yang didukung kalah, maka lawannya bisa mencopot jabatannya.
"Saya kira di pemerintahan manapun terjadi gitu ya, seperti di pemerintahan Korea, pemerintahan Malaysia sudah beberapa kali terjadi, sekarang di Suriah, ganti pemerintahan ganti orang gitu kan. Yang nggak cepet-cepet belok, kena. Yang sudah cepat belok, aman," jelasnya.