TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang Luar Negeri Pusat, Obsatar Sinaga, mendukung Ketua Ormas Forum Rekat Indonesia Raya, Eka Gumilar menjadi pengganti Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah dalam jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Dukungan ini bukan tanpa alasan, Obsatar menilai Eka Gumilar memiliki semangat kebangsaan dan kemampuan luar biasa dalam merajut kebhinekaan, serta merekatkan kelompok lintas agama, suku, dan golongan.
Jejak rekam Eka Gumilar sebagai pemimpin yang konsisten memperjuangkan toleransi dan persatuan menjadi alasan kuat dirinya dinilai layak untuk mengemban tugas tersebut.
"Semangat nasionalisme dan kemampuan beliau untuk menyatukan perbedaan menjadi kekayaan bangsa adalah alasan utama saya mendukung beliau. Ini tentang memperkuat persatuan, bukan hanya pemahaman agama semata," kata Obsatar dalam keterangan persnya, Sabtu (24/12/2024).
Eka Gumilar juga disebut sebagai sosok yang tidak hanya memahami pentingnya kerukunan, tetapi juga memiliki kedekatan dengan berbagai kelompok, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan dan harmoni.
Dalam setiap langkahnya, Eka terus mempromosikan toleransi sebagai jalan menuju keindahan kebhinekaan Indonesia.
Baca juga: Idrus Marham Semprot Senior Golkar JK dan Agung Laksono Rebutan Ketum PMI: Tidak Patut Dicontoh
Diberitakan, pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, di Sleman, Yogyakarta pada Jumat, 6 Desember 2024.
Miftah mengaku sudah mempertimbangkan keputusannya tersebut secara mendalam.
"Saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Setelah berdoa, bermuhasabah, dan istikhoroh, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," kata Gus Miftah.
Pengunduran diri itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dirinya kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Indonesia pasca-video aksi mengolok-olok pedagang es teh Sunhaji, viral di media sosial dan dikritik publik.