TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Gizi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Dr Tria Astika Endah mengatakan wacana menggantikan susu dengan sumber protein lainnya, tidak tepat.
Dia menyebut susu dapat memberikan kesehatan yang berbeda dari pangan nabati seperti daun kelor, bahkan pangan hewani lainnya, yang dapat sangat sulit digantikan dalam pola makan sehat.
Baca juga: Menu Makan Bergizi Gratis Dinilai Kurang Sempurna, Wajibkah Ada Susu? Ini Ulasan Pakar
"Paket gizi yang lengkap dalam susu memberikan berbagai manfaat kesehatan, termasuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak-anak," kata Prof Tria dalam diskusi di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Susu memberi banyak manfaat untuk anak di masa pertumbuhannya.
Misalnya seperti kalsium dan fosfor untuk pembentukan tulang usia anak-anak.
Bahkan susu juga mengandung protein, dan asam lemak esensial seperti omega 3, omega 6, DHA yang diperlukan untuk perkembangan otak.
Selain kaya nutrisi, susu juga merupakan sumber protein yang disukai oleh siswa.
Karena itu, Prof Tria menyebut susu merupakan komponen penting yang semakin dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 mendatang.
"Susu adalah makanan kaya gizi yang lezat, memberikan nilai penting untuk makanan bergizi gratis di sekolah, menyehatkan dan disukai secara umum oleh siswa," kata Tria.
Baca juga: Tak Ada Susu Ikan maupun Sapi di Menu Makan Bergizi Gratis, Prabowo Rogoh Kocek Pribadinya
Hal senada juga disampaikan dokter spesialis anak, dr Huminsa Ranto Morison Panjaitan, Sp.A yang mengatakan susu memiliki banyak manfaat seperti kalsium, protein, vitamin D yang baik untuk tumbuh kembang anak.
Kandungan tersebut dinilai sangat berguna dan dibutuhkan anak-anak di masa pertumbuhannya
Diketahui, program MBG bertujuan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak-anak Indonesia dan menyasar kelompok usia tertentu.
Sebelumnya dalam promosi diawal program MBG pemerintah menetapkan susu sebagai komponen wajib dalam menu.
Namun, dalam implementasinya, ada sekolah atau wilayah yang menyertakan susu, sementara lainnya tidak.