TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buronan kasus korupsi KTP elektronik Paulus Tannos akan langsung ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) begitu tiba di Indonesia.
Baca juga: Kerja Menggunakan KTP Jepang Palsu, WNI Bernama Suparno Ditangkap Aparat Kepolisian Kota Saga
Diketahui Paulus Tannos saat ini sedang menjalani proses sidang ekstradisi di Singapura setelah tertangkap di Negeri Singa tersebut.

"Begitu pulang ya kita langsung melakukan proses penahanan, dan tentunya salah satu hal yang diinginkan dari pihak Singapura adalah jaminan bahwa yang bersangkutan pasti disidangkan atau didakwa lah," kata Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).
Kata Tessa, KPK melalui Kejaksaan Agung (Kejagung) juga sudah berkoordinasi untuk bisa memberikan jaminan tersebut. Sehingga ketika Paulus Tannos sudah berada di Tanah Air, perkaranya dapat langsung dituntaskan.
"Intinya adalah begitu yang bersangkutan bisa didatangkan kembali ke Indonesia maka proses pelimpahan ke persidangan dapat segera dilakukan," katanya.
Baca juga: Menkum: Paulus Tannos Ingin Ubah Status Warga Negara Sejak KPK Ungkap Kasus E-KTP
Untuk diketahui, Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra, Paulus Tannos, merupakan buronan KPK di kasus korupsi megaproyek pengadaan KTP elektronik yang merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun.
Paulus Tannos ditetapkan sebagai tersangka sejak tahun 2019 silam. Dia kemudian menjadi buronan KPK sejak 19 Oktober 2021.
Dalam pengejaran KPK, Paulus Tannos ternyata sempat berganti nama menjadi Thian Po Tjhin dan berganti kewarganegaraan untuk mengelabui penyidik. Tannos tercatat memiliki paspor Guinea Bissau, sebuah negara di Afrika Barat.
Pelarian dari Paulus Tannos pun berakhir di awal tahun ini. Tannos ditangkap di Singapura oleh lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB), bersama otoritas keamanan Singapura pada 17 Januari 2025.
Baca juga: Terungkap Mengapa Status Paulus Tannos Masih WNI Meski Sudah 2 Kali Ajukan Pencabutan Warga Negara
Saat ini Paulus Tannos sedang menjalani sidang ekstradisi di Pengadilan Singapura.
Sesuai perjanjian ekstradisi antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Singapura Pasal 7 huruf (5), Indonesia memiliki waktu 45 hari sejak dilakukannya penahanan sementara (sejak 17 Januari 2025) untuk melengkapi syarat ekstradisi.