TRIBUNNEWS.COM - Kebijakan baru tentang pembelian gas elpiji 3 kilogram (kg) banyak menuai protes dari berbagai kalangan, terutama masyarakat.
Diketahui sebelumnya pemerintah memberlakukan aturan bahwa pengecer tidak boleh menjual elpiji 3 kg ke konsumen secara langsung.
Masyarakat pun diminta untuk membeli elpiji langsung ke agen atau pangkalan elpiji 3 kg.
Namun nyatanya kebijakan ini justru dinilai menyusahkan masyarakat.
Di berbagai daerah banyak masyarakat yang harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan elpiji 3 kg di pangkalan.
Atas polemik kebijakan pembelian elpiji 3 kg ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaku ia langsung mendapatkan perintah dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengatasi masalah ini.
Ada tiga perintah yang diberikan oleh Prabowo kepada Bahlil.
Di antaranya Prabowo meminta agar pendistribusian elpiji 3 kg ini bisa tepat sasaran.
Prabowo juga menginginkan agar subsidi yang diberikan pemerintah untuk elpiji 3 kg ini juga tepat sasaran.
Terakhir Prabowo meminta agar harga elpiji 3 kg yang beredar di masyarakat bisa terjangkau.
"Sekarang kita ubah aturannya, saya baru diperintah Bapak Presiden, saya baru ditelpon tadi pagi dan tadi malam kami diarahkan adalah pertama memastikan elpiji ini tepat sasaran dan subsidi tepat sasaran. Harganya harus terjangkau," kata Bahlil dilansir Kompas TV, Selasa (4/2/2025).
Baca juga: Curhat Emak-emak Warga Jakarta Barat Susah Dapat Elpiji 3 Kg: Sampai Enggak Masak 3 Hari
Bahlil menyebut, Prabowo menyarankan agar supplier elpiji 3 kg ini bisa diubah statusnya menjadi sub pangkalan.
Selanjutnya sub pangkalan elpiji 3 kg ini akan diberikan fasilitas IT.
Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pemerintah dalam melacak siapa saja yang membeli elpiji 3 kg ini.
Serta memudahkan dalam pengontrolan harga elpiji di masyarakat.
Dengan demikian, tindakan oknum-oknum yang tidak sesuai aturan dalam proses pendistribusian elpiji 3 kg ini bisa dicegah.
"Atas saran Bapak Presiden, yang pertama adalah semua supplier yang ada kita fungsikan per hari ini, mulai menjadi sub pangkalan."
"Tujuannya apa, mereka ini akan kita fasilitasi dengan IT, supaya siapa yang beli, berapa jumlahnya, berapa harganya itu betul-betul terkontrol."
"Supaya niat-niat dari oknum-oknum yang tidak sesuai dengan arah tujuan dari subsidi ini tidak terjadi," terang Bahlil.
Baca juga: Bahlil Janjikan Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Jadi Sub Pangkalan Secara Gratis, Bisa Jualan Lagi
Pengecer Elpiji 3 Kg Diwajibkan Gunakan Aplikasi MAP Pertamina untuk Jadi Sub Pangkalan
Para pengecer elpiji 3 kg yang kini berstatus sub pangkalan diwajibkan mengunduh dan menggunakan aplikasi Merchant Apps Pangkalan (MAP) milik Pertamina.
Aplikasi tersebut sebelumnya sudah dipakai oleh para pangkalan yang menjual elpiji 3 kg.
Kini, dengan para pengecer yang berstatus sub pangkalan, mereka diwajibkan melakukan hal serupa.
Dengan aplikasi MAP, para pengecer diminta melaporkan transaksi penjualan elpiji 3 kg yang mereka lakukan.
"Jadi kan itu MAP-nya kan sekarang sudah dipakai sama oleh pangkalan-pangkalan resmi kan."
Baca juga: Cerita Pengusaha Laundry Tempuh Jarak Jauh Berburu Gas Elpiji 3 Kg: Cari Agen dari Mulut ke Mulut
"Ya itu nanti tinggal disosialisasikan ke sub pangkalan, download, nanti bisa report di situ," kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).
Dengan diubahnya ketentuan pada hari ini, di mana masyarakat bisa kembali membeli elpiji 3 kg di pengecer, Fadjar berharap tidak ada "panic buying".
Untuk itu masyarakat diimbau tidak panik dan membeli elpiji 3 kg seperlunya saja.
"Kami imbau juga masyarakat tidak perlu panik, jadi cukup beli seperlunya."
"Sub pangkalan juga yang baru mendapatkan kenaikan [statusnya dari pengecer] ini juga bisa membeli ya senormalnya saja seperti hari biasa," ujar Fadjar.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz)