News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa Itu NPD? Diduga Diidap Valyano Boni, Bintara yang Dipecat Dari SPN Polda Jabar, Ini Gejalanya

Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VALYANO BONI DIPECAT - Tangkapan layar sosok Valyano Boni Raphael yang saat sidang Komisi III DPR RI RDP dan RDPU terkait pemberhentian siswa SPN Polda Jabar pada Kamis (6/2/2025) yang diambil oleh Tribunnews pada hari ini Sabtu(8/2/2025). Inilah sosok Valyano Boni Raphael siswa sekolah polisi negara (SPN) Polda Jabar yang kini tengah jadi sorotan publik, terungkap rekam jejaknya (tangkapan layar youtube TVR PARLEMEN)

TRIBUNNEWS.COM - Valyano Boni Raphael dipecat dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat karena diduga mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Soal pemecatan Valyano Boni  ini pun telah dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI antara pihak siswa dengan SPN Polda Jabar,  Kamis, (6/2/2025).

Pemecatan Valyano Boni ini pun viral di sosial media, terlebih usai Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni mengkritik dan mempertanyakan alasan SPN Polda Jabar memecat Valyano.

Lantas apa itu Narcissistic Personality Disorder (NPD) yang diduga diidap oleh Valyano Boni?

Gangguan kepribadian narsistik atau NPD ini adalah kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi harga diri, identitas, dan bagaimana mereka memperlakukan diri mereka sendiri dan orang lain.

Ini lebih dari arogansi atau keegoisan, memgutip clevelandclinic.org

Dalam kasus terburuk, orang dengan NPD mungkin berjuang dengan perasaan gagal atau penolakan, menempatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri dalam risiko.

Orang dengan NPD sangat resisten terhadap perubahan perilaku mereka, bahkan ketika itu menyebabkan mereka masalah.

Mereka dengan NPD sangat sensitif dan bereaksi buruk bahkan terhadap kritik, ketidaksepakatan, atau penghinaan yang dirasakan.

Hal itu mereka pandang sebagai serangan pribadi.

Bagi orang-orang dalam kehidupan narsistik, seringkali lebih mudah hanya untuk mengikuti tuntutan mereka untuk menghindari perilaku acuh orang lain terhadapnya serta kemarahan, mengutip helpguide.org

Baca juga: Tak Terima Valyano Boni Dipecat dari SPN Polda Jabar karena Diduga NPD, Ibu: Saya Pernah Kirim Surat

Gejala

Gangguan NPD dikategorikan sebagai jenis gangguan kepribadian dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang mencantumkan sembilan kriteria untuk mendiagnosis kondisi tersebut, mengutip health.harvard.edu.

Menurut DSM-5, seseorang dengan NPD dapat menampilkan gejala:

  • Rasa mementingkan diri sendiri yang terlalu tinggi.
  • Keasyikan dengan fantasi kesuksesan, kekuatan, kecantikan, atau cinta yang sempurna
  • Keyakinan bahwa mereka "istimewa" dan hanya dapat dipahami oleh orang-orang khusus lainnya
  • Kebutuhan untuk dipuji yang berlebihan
  • Terlalu banyak mengharapkan hak, yang mungkin termasuk harapan yang tidak masuk akal untuk diperlakukan dengan baik atau bagi orang lain untuk mematuhi tuntutan dan harapan mereka
  • Perilaku yang eksploitatif dan mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri
  • Kurangnya empati atau keengganan untuk mengidentifikasi dengan kebutuhan orang lain
  • Kecenderungan untuk iri pada orang lain atau keyakinan bahwa orang lain iri pada mereka.
  • Kesombongan, perilaku nakal, dan sikap.

Penyebab gangguan NPD

Para peneliti mencoba untuk memahami penyebab NPD.

Para ahli percaya bahwa kombinasi riwayat keluarga NPD, serta pengalaman awal tertentu, mungkin merupakan faktor kunci yang mengarah ke kondisi tersebut.

Beberapa pengalaman anak usia dini yang dianggap berkontribusi pada NPD meliputi:

  • Ditolak sebagai seorang anak
  • Pujian yang berlebihan yang dilakukan orang tua atau pengasuh
  • Penilaian berlebihan yang dilakukan orang tua atau pengasuh
  • Trauma atau pelecehan.

Dipecat Sebelum Pelantikan

Valyano Dipecat SPN Polda Jabar beberapa hari sebelum pelantikannya.

Dilansir dari TribunnewsBogor.com, awal mula permasalahan terjadi ketika Valyano Boni yang merupakan siswa berpangkat Bintara di SPN Polda Jabar dipecat oleh institusi tempatnya belajar.

Pemecatan dilakukan pada tanggal 3 Desember 2024 atau hanya berselang enam hari dari tanggal pelantikan Valyano sebagai anggota Polri.

Merasa tidak terima dengan keputusan tersebut, orangtua Valyano akhirnya melaporkan peristiwa tersebut kepada Komisi III DPR RI.

Dalam rapat bersama DPR RI, ibu Valyano Boni, Veronica Putri Amalia mempertanyakan keputusan pemcatan anaknya dari SPN Polda Jabar.

Veronica mengatakan bahwa anaknya dipecat pada 3 Desember 2024, enam hari sebelum pelantikan sebagai anggota Polri.

Sang ibu mengakui Valyano Boni Raphael memang pernah dikeluarkan dari TNI AL karena saat itu anaknya memang mengalami depresi. 

"Status anak kami dikeluarkan dari TNI betul depresi karena saya yang memaksa anak kami waktu masuk TNI, jadi tidak sesuai hati nurani karena dia ingin masuk polisi," katanya.

Namun, menurut Veronica, depresi bukanlah alasan Valyano Boni Raphael gagal lolos polisi. Melainkan, karena buta warna.

"Anak kami tidak bisa masuk polisi karena anak kami buta warna parsial dan bisa masuk TNI dengan jalur menembak. Depresinya anak kami karena memang tidak sesuai dengan keinginan hati nuraninya dia," katanya. 

Veronica juga menyangsikan bila Valyano mengalami depresi selama menjalani pendidikan di SPN Polda Jabar.

"Kalau saya, dikatakan anak saya depresi di SPN, saya rasa tidak mungkin karena itu cita-citanya di polisi atas kehendak dia," katanya. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kesedihan Ibu Valyano SPN Polda Jabar yang Dipecat Sebelum Dilantik, Tak Terima Anaknya Disebut NPD

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunnewsBogor.com/Rheina Sukmawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini