Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri mobil listrik di China kini kian menggeliat kencang. Terbaru, produsen baterai listrik Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), akan membangun fasilitas daur ulang bahan baterai di Provinsi Hubei, China.
Nilai investasi untuk proyek tersebut diperkirakan 32 miliar Yuan.
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp70,4 triliun (asumsi kurs Rp2.201 per Yuan).
Seperti dikutip Tribunnews dari Reuters, pengumuman perusahaan datang pada saat permintaan global untuk kendaraan listrik telah melonjak.
Hal tersebut yang membuat perusahaan mengamankan bahan baterai menjadi tugas utama bagi industri.
China yang merupakan pasar mobil terbesar di dunia, juga telah menetapkan standar dan kebijakan untuk mempromosikan daur ulang baterai dan menghemat bahan.
Baca juga: General Motors Ingin Kalahkan Penjualan Mobil Listrik Tesla
Unit CATL akan membentuk usaha patungan dengan Hubei Yihua Chemical Industry Co Ltd untuk mendaur ulang baterai EV bekas untuk bahan kimia.
Bahan kimia tersebut digunakan untuk seperti kobalt dan lithium.
Baca juga: Daftar Lokasi SPKLU di Jakarta, Pengendara Mobil Listrik Kini Tak Perlu Pusing untuk Isi Ulang Daya
Di bulan lalu, CATL mengatakan telah setuju untuk mengakuisisi Millennial Lithium Corp Kanada, karena terlihat untuk menopang pasokan bahan utama untuk baterai EV.
Pembuat baterai EV terkemuka di China ini, masuk dalam daftar pelanggan pembuat mobil seperti Tesla Inc dan Volkswagen AG.
Baca juga: Elon Musk Pindahkan Kantor Pusat Tesla dari California ke Texas
Sebagai tambahan informasi, CATL juga merupakan salah satu perusahaan asing yang terlibat dalam proyek Indonesia Battery Corporation, bersama LG Chem Ltd.
Sebagai informasi, sebelumnya Kementerian BUMN telah membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Holding tersebut berisikan empat perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi. Yakni Holding Industri Pertambangan - MIND ID, PT ANTAM Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
Pembentukan IBC merupakan strategi Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan bermotor listrik dan baterai listrik.
Di sektor hulu, Indonesia memiliki cadangan dan produksi nikel terbesar di dunia dengan porsi cadangan sebesar 24 dunia dari total cadangan nikel dunia.