Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ramai diperbincangkan warganet hingga membuat beberapa perusahaan ternama kepincut bergabung dengan Metaverse, hal ini justru berbanding terbalik dengan Ken Kutaragi, pencipta PlayStation.
Kehadiran Metaverse bagi Ken Kutaragi dinilai dapat memisahkan dunia nyata dan virtual. Ken beranggapan konsep yang ditawarkan Metaverse sebenarnya masih buram, terlebih produk finalnya tidak nyata.
Baca juga: KTT G20 2022 di Indonesia Akan Bahas Dunia Virtual Metaverse
“Berada di dunia nyata sangat penting, tetapi metaverse adalah tentang membuat quasi-nyata di dunia virtual, dan saya tidak melihat gunanya melakukannya,” Jelas Ken Kutaragi, pencipta Playstation dikutip dari Bloomberg.
Ken Kutaragi juga menyebutkan konsep Metaverse yang ingin menggabungkan dunia nyata dan virtual justru dianggap sebagai jurang pemisah interaksi manusia di dunia nyata. Terlebih adanya fitur headset virtual reality (VR) yang ditawarkan Metaverse justru akan mengisolasi pengguna dari dunia nyata.
Baca juga: 5 Opsi Koin Metaverse Untuk Investasi di Tengah Kondisi Bearish Pasar Kripto
"Headset akan mengisolasi Anda dari dunia nyata, dan saya tidak setuju dengan itu," imbuh Ken Kutaragi
Sebagai informasi Ken Kutaragi adalah sosok pembuat game, PlayStation. Kini ken menjabat sebagai chief executive officer di Ascent Robotics Inc, startup kecerdasan buatan yang berbasis di Tokyo.
Ken Kutaragi mengeklaim teknologi Ascent Robotics yang tengah ia garap mampu menjembatani dunia virtual dan nyata. Kutaragi menjelaskan Ascent Robotics dibuat sebagai gambaran dari misi hidupnya yang ingin memadukan dunia nyata dengan dunia maya secara mulus, tanpa ada bantuan gadget seperti hologram Star Wars.
Melalui teknologi tersebut Ascent dianggap mampu membantu mengubah objek dunia nyata menjadi data yang dapat dibaca komputer.
Bahkan digadang-gadang produk buatannya ini mampu mengubah revolusi industri e-commerce sehingga orang dapat melihat produk yang ia pilih lewat hologram atau menciptakan meeting jarak jauh tanpa perlu menggunakan bantuan perangkat VR.
Di tengah perdebatan Ken Kutaragi yang menolak hadirnya Metaverse, justru hal tersebut tak membuat beberapa perusahaan besar lainnya mundur dalam mengembangkan produk Metaversenya, seperti misalnya Epic Game yang belakangan diketahui tengah mengembangkan konten VR, AR dan 3D.