Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Bank Sentral Rusia (CBR) memberikan saran kepada bank-bank komersial di Rusia untuk meningkatkan pengawasan terhadap transaksi yang dilakukan nasabahnya, yang bertujuan untuk melawan arus keluar mata uang asing di luar negeri.
Pengawasan ini juga berlaku untuk perdagangan kripto, yang kerap disebut sebagai salah satu aset untuk menarik modal dari Rusia.
Melansir dari cointelegraph.com, Sabtu (19/3/2022) saran pengawasan yang diberikan CBR kepada bank-bank Rusia, dibagikan melalui surat yang dikirimkan oleh Wakil CBR, Yuri Isaev pada Rabu (16/3/2022).
Baca juga: Pendiri Pertukaran Kripto Kuna Ukraina Tuduh Binance Bekerja Sama dengan Rusia
Dalam surat tersebut, CBR mengarahkan bank-bank komersial Rusia untuk lebih memperhatikan aktivitas transaksi yang dinilai tidak normal dan menunjukkan pola pengeluaran yang tidak biasa.
Setiap penarikan uang melalui mata uang digital juga harus mendapat perhatian dan pengawasan yang tinggi.
Saat bank-bank komersial menemukan transaksi yang mencurigakan, CBR menyarankan untuk memblokir rekening pengguna tersebut dan meneruskan informasi ini ke bagian Layanan Pemantauan Keuangan Federal Rusia.
Upaya khusus untuk membatasi arus keluar mata uang asing, awalnya mulai diberlakukan ketika hari-hari pertama serangan terhadap Ukraina dimulai, dan munculnya sanksi-sanksi ekonomi untuk Rusia dari pihak Barat.
Rusia telah membatasi warganya untuk melakukan transaksi dengan mata uang asing sebanyak 5 ribu dolar AS. Sedangkan untuk uang tunai dibatasi hingga 10 ribu dolar AS, bagi mereka yang bepergian ke luar negeri.
Wakil ketua Asosiasi Bank Rusia, Alexey Voylukov menjelaskan saran yang diberikan CBR bertujuan untuk pencegahan penyebaran skema yang dapat digunakan untuk menghindar dari sanksi dan pembatasan yang diberlakukan, terutama melalui pertukaran kripto.
Baca juga: Ada Dukungan Kuat Pemerintah, Perkembangan Kripto Topang Pertumbuhan Ekonomi Digital
Lebih dari 10 juta warga Rusia secara kolektif memiliki sekitar 63 miliar dolar AS dalam bentuk kripto.
Dengan adanya penonaktifan kartu Visa dan Mastercard di Rusia, serta pembatasan keras pada transaksi yang diberlakukan pemerintahnya, warga Rusia tidak memiliki pilihan lain untuk menggunakan kripto sebagai satu-satunya pilihan yang dapat memindahkan dana mereka.
Terlepas adanya kabar yang menyebutkan oligarki Rusia berusaha untuk menyembunyikan kekayaan mereka, pada akhirnya warga Rusia biasa mulai mengandalkan aset digital di tengah meroketnya inflasi dan pengetatan kontrol moneter oleh pemerintah.