Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Mulai tahun 2023, Volvo hanya akan menjual model kendaraan bertenaga listrik di Amerika Serikat (AS).
Strategi tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk menawarkan jajaran produk listrik saja pada tahun 2030.
Nantinya pelanggan akan memiliki kesempatan untuk memilih dari semua jenis inovasi kendaraan listrik, mulai dari mesin hybrid ringan atau powertrain hybrid plug-in, hingga listrik murni, perlahan akan menggeser model mobil berbahan bakar bensin dari menu.
Baca juga: Wujud Honda HR-V Listrik yang Mulai Dijual di China
Setiap Volvo yang belum sepenuhnya bertenaga listrik, termasuk XC90, XC40 dan V60, kini memiliki versi hybrid ringan sebagai powertrain standarnya.
Di seluruh jajaran, Volvo juga memperbarui gaya dan menambahkan fitur, seperti warna baru, velg baru dan pilihan interior baru seperti jok tanpa kulit juga tersedia.
Untuk model S60, V60 dan V60 Cross Country masing-masing mendapatkan gaya eksterior baru yang memperlihatkan perubahan pada gril depan dan bumper belakang.
Selain itu, Volvo telah mengumumkan bahwa semua model 2023 akan dikirimkan ke konsumen dengan Google built-in.
Baca juga: Volta Trucks akan Bawa Truk Listriknya ke AS Mulai Pertengahan Tahun 2023
Mirip dengan Android Auto, antarmuka pengguna infotainment baru akan memungkinkan pemilik untuk mengintegrasikan perangkat pribadi mereka dengan kendaraan secara lebih mulus.
Selain itu, ini akan menawarkan fungsi navigasi dan perintah suara yang sama dengan yang ditemukan di perangkat Android terbaru, sementara pembaruan over-the-air di masa mendatang menjanjikan fitur tambahan dari waktu ke waktu.
Dilansir dari Carscoops, Volvo melaporkan bahwa sekitar 38 persen dari penjualan pada bulan April adalah kendaraan listrik, angka ini meningkat 18,7 persen.
Baca juga: Dukung Produksi 500.000 Kendaraan Listrik, Sila Investasi Ratusan Juta Dolar AS ke Pabrik Baterai AS
Pada saat yang sama, angka penjualan secara keseluruhan mengalami penurunan. Dari Januari hingga April, merek tersebut mencatat penurunan global dalam total penjualan sebesar 21,3 persen.
Faktanya, April menandai awal yang sulit dengan penurunan 24,8 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2021.