Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Hash rate Bitcoin, yaitu ukuran keamanan jaringan berdasarkan daya komputasi untuk penambangan kripto, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 231.428 ExaHash per detik (EH/s).
Hal itu terjadi di tengah bear market kripto yang membuat harga Bitcoin merosot di bawah 25 ribu dolar AS.
Dikutip dari Cointelegraph, hash rate berbanding lurus dengan kekuatan komputasi peralatan penambangan kripto untuk mengonfirmasi transaksi, yang mencegah peretas memanipulasi transaksi on-chain.
Baca juga: Harga Aset Kripto Ambruk, Harga Bitcoin Turun Hingga Terendah Dalam 18 Bulan
Sementara itu, berdasarkan data dari Blockchain.com, beberapa kumpulan penambangan Bitcoin besar berdasarkan pangsa pasar antara lain Poolin, AntPool, F2Pool, ViaBTC dan SlushPool, tidak menyumbang mayoritas dari total hash rate, melainkan penambang Bitcoin terdistribusi lainnya.
Terlepas dari kehancuran pasar yang mengancam dapat menghapus banyak proyek kripto, ekosistem BTC semakin memperkuat keberadaannya dengan secara konsisten mencapai rekor hash tertinggi dan kapasitas jaringan.
Selain itu, teknologi layer-2 yang dibangun di atas Bitcoin, Bitcoin Lighting Network, juga meningkatkan kapasitasnya menjadi 4.000 BTC.
Bitcoin Lighting Network berusaha mencapai tujuannya untuk memungkinkan transaksi BTC peer-to-peer yang lebih cepat dan murah.
Dengan dukungan berkelanjutan dari penambang, pedagang, dan pengembang, Bitcoin berada di posisi yang baik untuk dihosting di jaringan blockchain paling aman di dunia.
Baca juga: Harga Bitcoin Ambles Parah ke Posisi 25.000 Dolar, Terendah Sejak 18 Bulan Terakhir
Anak perusahaan keuangan Block, TBD, mengumumkan rencana untuk membangun Web5, yaitu web terdesentralisasi baru yang berpusat di sekitar BTC.
Rencana tersebut menggarisbawahi keyakinan pendiri dan CEO Block Inc, Jack Dorsey bahwa jaringan blockchain terbesar akan berperan penting dalam evolusi internet.
Tidak seperti tujuan Web3 untuk mendesentralisasikan internet, Dorsey membayangkan Web5 sebagai sistem berbasis identitas yang hanya berjalan di blockchain Bitcoin.
Berdasarkan dokumen yang dibagikan TBD, Web5 pada dasarnya adalah platform web terdesentralissi (DWP), yang memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi DWP melaui DID dan node terdesentralisasi.