News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mata Uang Kripto

Cryptocurrency Senilai 160 Juta Dolar AS Raib Dicuri dari Perusahaan Kripto Wintermute

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi aset kripto. Cryptocurrency senilai 160 juta dolar AS telah dicuri dari perusahaan perdagangan kripto Wintermute, sehingga menambah daftar panjang pencurian besar aset kripto yang terjadi tahun ini.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Cryptocurrency senilai 160 juta dolar AS telah dicuri dari perusahaan perdagangan kripto Wintermute, sehingga menambah daftar panjang pencurian besar aset kripto yang terjadi tahun ini.

Pendiri sekaligus CEO Wintermute, Evgeny Gaevoy mengumumkan melalui tweet-nya pada Selasa (20/9/2022), operasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) Wintermute telah menjadi target peretasan.

Melansir dari CNN, layanan DeFi yang menjadi bagian baru dari dunia kripto, dipandang "sangat rentan menjadi korban peretasan", menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic.

Baca juga: Jadi Korban Dark Tracer, Platform Kripto Indodax Pilih Tempuh Jalur Hukum

Hal tersebut karena kode sumber terbuka (open source code) mereka, jumlah aset yang besar dan pertumbuhan layanan ini yang cepat sehingga dalam beberapa kasus menyebabkan sistem keamanannya mudah dibobol.

Dalam tujuh bulan pertama di tahun ini, cryptocurrency senilai 1,9 miliar dolar AS secara mengejutkan telah dicuri peretas dari berbagai layanan.

Pencurian kripro dari bulan Januari hingga Juli tahun ini naik 60 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya, menurut perusahaan analisis blockchain Chainalysis.

Beberapa peretasan kripto besar yang terjadi tahun ini berada di protokol DeFi, termasuk peretasan yang menelan kerugian sebesar 625 juta dolar AS dari jaringan blockchain Axie Infinity pada bulan Maret lalu.

Beberapa pencurian kripto lainnya, termasuk insiden Axie, telah dikaitkan dengan kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara. Sementara Wintermute belum memberikan indikasi siapa pelaku peretasan yang menyerang layanannya.

Dalam tweet-nya pada Selasa lalu, Gaevoy meyakinkan pengguna Wintermute bahwa perusahaannya "sanggup membayar hutangnya" sebesar 160 juta dolar AS dari ekuitas yang tersisa di layanannya.

Baca juga: Hadapi Inflasi Lonjakan Inflasi, Masyarakat Argentina Manfaatkan Kripto untuk Pertahankan Tabungan

Wintermute, yang didirikan pada tahun 2017 oleh Gaevoy, menyebut dirinya sebagai pembuat pasar aset digital terkemuka. Perusahaan ini telah menyediakan likuiditas di lebih dari 50 bursa dan platform kripto.

Pengguna Wintermute telah diperingatkan kemungkinan adanya gangguan layanan selama beberapa hari ke depan.

"Jika Anda adalah pemberi pinjaman untuk Wintermute, sekali lagi, kami mampu membayarnya, tetapi jika Anda merasa lebih aman untuk menarik kembali pinjaman, kami benar-benar dapat melakukannya," tulis Gaevoy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini