News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mata Uang Kripto

Harga Bitcoin Jatuh Jelang Perilisan Data Inflasi Amerika Serikat

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bitcoin. Harga Bitcoin kembali mencatatkan penurunan ke level terendah dalam sepekan terakhir, imbas dari ketegangan para investor yang menanti perilis data inflasi Amerika Serikat pada Kamis (13/10/2022) mendatang.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Harga Bitcoin kembali mencatatkan penurunan ke level terendah dalam sepekan terakhir, imbas dari ketegangan para investor yang menanti perilis data inflasi Amerika Serikat pada Kamis (13/10/2022) mendatang.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap, Selasa (11/10/2022), nilai Bitcoin amblas di harga 19.150  dolar AS. Tak hanya Bitcoin sejumlah Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama.

Tercatat selama perdagangan hari ini Nilai Ethereum (ETH) anjlok 2,39 persen menuju 1.286 dolar AS per koin, diikuti Solana (SOL) yang turun sebanyak 3,95 persen menjadi 31,56 dolar AS, serta Dogecoin (DOGE) yang jatuh 1,35 persen ke level 0.06025. Raport merah juga terlihat pada Polygon yang terkoreksi sebanyak 4,68 persen hingga harganya berada di kisaran 0.8002 dolar AS.

Baca juga: Pasar Kripto Mayoritas Merah, Harga Bitcoin Anjlok Hampir 2 Persen

Pelemahan kinerja pasar kripto terjadi karena terpengaruh  ekuitas dan pelemahan ekonomi di Amerika Serikat, meski Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika belum merilis data Consumer Price Index atau CPI di bulan September.

Namun ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan indeks harga konsumen utama di Amerika Serikat menunjukkan kenaikan bulanan sebanyak 0,3 persen dan kenaikan tahunan 8,1 persen, seperti dikutip dari CNBC International.

Dengan adanya kenaikan inilah para investor memprediksi bahwa The Fed akan kembali mengerek suku bunga di pertemuan selanjutnya. 

Meski sikap agresif yang diambil bank sentral AS tidak sepenuhnya dapat mengurangi laju inflasi, namun imbas kebijakan ini nilai tukar dolar yang diukur greenback menguat ke posisi tinggi  hingga mata uang AS ini mengalahkan sejumlah mata uang fiat lainnya.

Situasi tersebut yang kemudian pasar investasi seperti saham dan cryptocurrency goyah, karena para investor mulai kompak menjual aset-aset tersebut dan beralih ke dolar yang saat ini dianggap sebagai aset investasi paling safe haven.

Baca juga: Cuitan di Twitter, Robert Kiyosaki Beber Alasan Mengapa Investor Perlu Beli Emas, Perak dan Bitcoin

“Poin data utama yang harus diwaspadai minggu ini adalah data CPI yang kalah. Beberapa klien kami telah menyatakan bahwa mereka tidak ingin membeli bitcoin sekarang untuk menghindari dovish,” jelas James Butterfill, kepala penelitian di CoinShares.

Penurunan harga Bitcoin dan sejumlah koin kripto lainnya, diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa waktu kedepan. 

Mengingat volatilitas pasar kripto berjalan tidak seperti biasanya dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan Bitcoin tercatat mengalami kehancuran terbesar sejak Juni dapat lalu. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini