News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nilai Transaksi di e-Commerce Indonesia Pada 2022 Diperkirakan Capai Rp 925 Triliun

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Partner & Head of Digital Practice in Southeast Asia Bain & Company Aadarsh Baijal

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan e-Conomy SEA menyebut nilai transaksi Gross Merchandise Value (GMV) pasar e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai 59 miliar dolar AS atau setara Rp 925 triliun pada 2022.

Angka itu tumbuh dari tahun lalu yang berada pada 48 miliar dolar AS.

Meski demikian, pertumbuhannya menurun bila dibanding tahun sebelumnya.

Baca juga: Sejumlah E-Commerce Mulai Batasi Promo, Ekonom: Investor Ingin Investasinya Menghasilkan Keuntungan

"Hanya sedikit, namun pertumbuhannya masih dua digit," kata Partner & Head of Digital Practice in Southeast Asia Bain & Company Aadarsh Baijal pada diskusi daring, Selasa (8/11/2022).

Pada periode 2019 - 2021, pertumbuhan transaksi GMV di e-commerce Indonesia mencapa 39 persen.

Sedangkan dari 2021 - 2022, pertumbuhannya 22 persen.

Menurut Aadarsh, hal ini mengindikasikan platform e-commerce mulai berpindah fokus dari pertumbuhan konsumen ke pertumbuhan keuntungan.

"Jadi, para platform ini tidak mencari konsumen lagi, melainkan engagement (keterlibatan) mereka. Para platform ini mencoba mencari loyalitas para konsumen," ujarnya.

Baca juga: Solusi e-Commerce Omnichannel dan SCM Efisiensikan Proses Bisnis Perusahaan

Hingga 2025, sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 17 persen dan nilai GMV mencapai 95 miliar dolar AS.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua setelah Vietnam.

"Selain GMV, ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” katanya.

Menurut dia, pelaku bisnis kini lebih berfokus mencapai profitabilitas dengan memangkas biaya dan mengoptimalkan operasi.

"Itu agar mencapai pertumbuhan jangka pendek," kata Randy.

Sekilas mengenai laporan e-Conomy SEA. Hasil riset ini datang dari kolaborasi Google, Temasek, dan Bain & Company.

Baca juga: Transaksi E-commerce Hingga Juni 2022 Tembus Rp Rp 227,8 Triliun, Naik 22,1 Persen

Laporan ini berisikan informasi mengenai masa depan ekonomi digital di Indonesia.

Laporan multi-tahunan ini juga memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli.

Lalu, laporan ini menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

Di tahun ini, e-Conomy SEA memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai 77 miliar dolar AS pada 2022, tumbuh sebesar 22 persen selama setahun terakhir.

Pada 2025, ekonomi digital diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19 persen.

Bahkan hingga 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran 220 miliar sampai 360 miliar dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini