News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

50 Persen Peminat Aset Kripto Berusia di Bawah 30 Tahun, Pelaku Industri Gencarkan Literasi

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Berdasarkan data dari Bappebti, lebih dari 50% peminat aset kripto adalah anak muda di bawah usia 30 tahun. Persentase tertinggi terdapat pada rentang usia 18 tahun sampai 24 tahun yang sebesar 28,2%, dan 25 tahun sampai 30 tahun yang sebesar 28,5%

TRIBUNNEWS.COM, - Pelaku industri kripto di dalam negeri memberikan edukasi dan literasi terkait kripto maupun blockchain kepada generasi Z.

Satu di antaranya dilakukan Indodax dengan menyambangi kampus Esa Unggul dengan menggelar acara bertema Kripto Sebagai Aset Masa Depan.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan pihaknya ingin memberikan pemahaman mendalam mengenai kripto dan teknologi blockchain kepada generasi Z, yang merupakan tulang punggung masa depan bangsa.

"Berdasarkan data dari Bappebti, lebih dari 50 persen peminat aset kripto adalah anak muda di bawah usia 30 tahun. Persentase tertinggi terdapat pada rentang usia 18 tahun sampai 24 tahun yang sebesar 28,2%, dan 25 tahun sampai 30 tahun yang sebesar 28,5%," ujar Oscar dikutip dari Kontan, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Perdagangan Fisik Aset Kripto Semakin Diminati, Bagaimana Menjadi Investor yang Cerdas?

Oscar menegaskan jika program ini merupakan upaya berkelanjutan dari Indodax untuk memberikan pemahaman mendalam kepada generasi muda terkait kripto dan blockchain.

Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sekadar menginformasikan, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan yang relevan tentang masa depan aset digital.

“Dengan pemahaman yang baik, diharapkan mahasiswa dapat terlibat aktif dan melahirkan inovasi baru dalam perkembangan dinamika industri digital yang semakin terintegrasi dengan teknologi,” ucap Oscar.

Oscar menyampaikan, pada era revolusi industri 4.0, teknologi seperti IoT, big data, robotic, AI, dan blockchain sudah saling terintegrasi satu sama lain.

Maka dari itu, Oscar menjelaskan secara detail mengenai salah satu teknologi yang berada di era revolusi industri 4.0, yaitu blockchain.

Sementara, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Esa Unggul, Abdul Haeba Ramli, membahas mengenai pentingnya artificial intelligence dalam dunia bisnis.

AI merupakan sebuah ‘kendaraan’ yang dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari.

“AI dapat memberikan peluang inovasi dan efisiensi yang signifikan bagi sebuah perusahaan. Dengan menggunakan AI, dapat membantu produktivitas kerja, mengoptimalkan proses operasional, membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan analisis data mendalam,” ucap Haeba.

Haeba juga mengatakan, AI juga dapat dimanfaatkan suatu perusahaan untuk mempercepat respons dinamika pasar serta meningkatkan daya saing untuk membantu mencapai tingkat efisiensi yang tidak tercapai sebelumnya. (Noverius Laoli/Kontan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini