TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah tak lama lagi akan menaikkan Pajak Penambahan Nilai Atas Barang Mewah (PPnBM) sampai 125 persen dari sebelumnya cuma 75 persen. Paling terpukul PT Garansindo Inter Global (Chsryler Indonesia) karena semua model yang dipasarkan dipastikan naik harganya.
Muhammad El Abdullah, Chief Executive Officer (CEO) Chrysler Indonesia mengaku kesulitan karena sudah tertekan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sudah menembus level Rp 12.000. Selain itu, semua model yang dipasarkan diimpor utuh (CBU) dari Amerika Serikat. Plus, semua kapasitas mesinnya di atas 3.000 cc.
Rencananya, pemerintah akan menaikkan PPnBM untuk mobil CBU dalam dua kategori. Pertama menjadi 100 persen untuk kategori mesin 3.000 cc dan 125 persen untuk 4.000 cc ke atas.
"Iya pasti kami harus menaikan harga, sampai saat ini kami masih subsidi (karena dollar), apalagi kalau PPnBM naik 100 persen," tukas Abdullah kepada KompasOtomotif, Kamis (5/12/2013).
Kekhawatiran utama Abdullah ada pada Jeep Wrangler yang selama ini jadi model terlaris Chrysler Indonesia. Pasalnya, semua tipe Wrangler dibekali mesin 3.600 cc dan harganya akan tembus jadi Rp 1 miliar.
"Kalau PPnBM naik 100 persen, kira-kira banderol Wrangler naik sekitar Rp 100-200 juta dari harga sekarang ini," beber Abdullah. Saat ini Wrangler termurah di banderol Rp 800 jutaan per unit.
Dengan banderol baru, otomatis mempengaruhi konsumen untuk membeli mobil baru. Ketika dikonfirmasi seberapa besar pengaruh pada penjualan, Abdullah masih belum mau komentar.
"Pasti ada pengaruh, tapi untuk berapa angka penjualan tahun depan, kami masih harus evaluasi dengan manajemen dan prinsipal," tutup Abdullah.