News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pajak Tinggi Picu Rendahnya Pertumbuhan Mobil Ramah Lingkungan

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deretan mobil Daihatsu Ayla yang baru keluar dari tempat produksi di PT Astra Daihatsu Motor di kawasan industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Senin (3/2/2014). PT Astra Daihatsu Motor memproduksi 2 jenis kendaraan low cost green car (LCGC) dengan merek Daihatsu Ayla dan Toyota Agya yang menggunakan komponen lokal mencapai 88 persen. Dua jenis mobil yang diluncurkan September 2013 tersebut hingga kini telah terjual 41.000 unit. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara-negara di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Qatar masih tergila-gila dengan mobil SUV.

Persentase mobil ramah lingkungan di kedua negara tersebut masing-masing adalah 5,8 persen dan 1,88 persen dari total mobil yang beredar.

Di Indonesia, mengacu data yang ada di situs Carmudi hanya sejumlah 3,74 persen mobil rendah emisi ramah lingkungan yang terdaftar.

"Rendahnya pertumbuhan mobil ramah lingkungan di Indonesia adalah terkait harga jual mobil jenis ini, yang masih dikenakan pajak hingga 75 persen yang dinilai memberatkan," kata Puji Agung Budiman - Public Relations Manager Carmudi dalam keterangan pers, Rabu (29/7/2015).

Meskipun di Indonesia terdapat mobil LCGC (low cost green car), mobil jenis ini masih banyak yang mengonsumsi bahan bakar fosil konvensional yang mana kadar emisi dan kadar efisiensinya tentu kualitasnya masih jauh di bawah jenis hybrid atau mesin alternatif lain.

Hal yang serupa terjadi di Afrika. Mobil yang digemari di Afrika adalah mobil jenis van atau minivan yang masih berbahan bakar konvensional.

Persentase mobil ramah lingkungan di Senegal hanya sejumlah 0,79 persen, Ghana 0,55 persen, Nigeria 0,37 persen, dan Pantai Gading 0,26 persen. Rendahnya minat terhadap mobil beremisi rendah ini juga terlihat di Kamerun dengan persentase 0,97 persen dan Tanzania 0,7 persen.

"Meskipun demikian, tren mobil ramah lingkungan terlihat semakin diminati oleh pembeli mobil disana seiring dengan semakin banyaknya jenis mobil listrik dan mobil hybrid yang sesuai keinginan pasar," katanya.

Berdasarkan hasil analisa di atas, Carmudi memprediksi bahwa pengendara mobil di Afrika masih akan menggunakan mobil berbahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan dan tren ini akan terus berlangsung cukup lama.

Sedangkan di Timur Tengah, mobil hybrid dan mobil listrik akan semakin tumbuh peminatnya dalam beberapa tahun ke depan.

"Di Asia pertumbuhannya akan semakin cepat satu dekade ke depan terutama negara yang pemerintahnya sadar pentingnya penggunaan mobil bermesin alternative ramah lingkungan dengan memberikan regulasi yang mendukung pertumbuhan mobil jenis ini," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini