News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penjualan Mobil LCGC Tak Bergairah

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas pengangkutan mobil Toyota Agya yang baru keluar dari tempat produksi untuk didistribusikan, di pabrik PT Astra Daihatsu Motor di kawasan industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Senin (3/2/2014). PT Astra Daihatsu Motor memproduksi 2 jenis kendaraan low cost green car (LCGC) dengan merek Daihatsu Ayla dan Toyota Agya yang menggunakan komponen lokal mencapai 88 persen. Dua jenis mobil yang diluncurkan September 2013 tersebut hingga kini telah terjual 41.000 unit. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupanya tak hanya penjualan mobil nasional secara keseluruhan yang terpukul oleh menurunnya pertumbuhan ekonomi nasional.

Pertumbuhan penjualan mobil segmen low cost green car (LCGC) periode Januari-Juli 2015 juga turun 7,22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) per Juli 2015, jumlah mobil segmen LCGC yang terjual periode Januari-Juli 2015 mencapai 92.061 unit. Jumlah ini turun 7,22 persen dibanding periode Januari-Juli 2014 yang mencapai 99.235 unit.

Padahal mobil LCGC digadang-gadang bakal laris mengingat harga jualnya berkisar Rp 70-an juta hingga Rp 120-an juta. Lebih murah dari mobil biasa serta lebih hemat dalam konsumsi bahan bakar. Namun rontoknya kondisi ekonomi nasional ternyata juga menyeret penjualan mobil LCGC di tanah air.

“Memang kondisi ekonomi saat ini sedang berat. Dengan daya beli yang menurun,itu juga berimbas kepada penjualan mobil segmen LCGC,” kata Soehari Sargo, pengamat otomotif, saat dihubungi KONTAN, Minggu (23/8).

Selain itu, banyak Agen Pemegang Merek (APM) yang mengeluarkan produk mobil LCGC juga memfokuskan pemasaran di kota-kota besar di Indonesia. Padahal di kota-kota besar, kebanyakan mobil LCGC hanyalah menjadi mobil kedua dan ketiga dalam sebuah rumah tangga. “Jadi banyak APM memasarkan mobil LCGC di pasar yang sebetulnya sudah jenuh,” ujar Soehari.

Seharusnya, menurut Soehari, para APM tersebut lebih fokus mendistribusikan dan memasarkan mobil LCGC di luar kota-kota besar. Lebih jauh, Soehari mengatakan bahwa penjualan mobil LCGC akan lebih maksimal jika lebih banyak berkonsentrasi di luar Pulau Jawa.

“Karena memang daerah-daerah luar Jawa itu kan perkembangan kegiatan ekonominya masih kurang. Daya beli masyarakat disana juga masih relatif lebih lemah. Selain itu, kondisi transportasi publiknya juga belum bagus. Kehadiran mobil LCGC akan lebih bisa menjawab kebutuhan itu,” pungkas Soehari.(Adhitya Himawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini