TRIBUNNEWS.COM - Thailand membuat langkah persiapan dengan Jepang untuk menjadi basis produksi pikap serta kendaraan hibrida, dan listrik.
Bangkok Post, Selasa (29/9/2015), menyatakan, perjanjian antar dua negara berupa record of discussion (RD) telah dilakukan.
RD ditandatangani oleh The National Economic and Social Development Board (NESDB) dan Kementerian Teknologi dari pihak Thailand dengan Japan External Trade Organization (Jetro) dan kedutaan Jepang.
Inti RD isinya Jepang berharap Thailand fokus pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), penelitian, dan pengembangan di Industri Thailand.
Presiden Jetro Bangkok Masayasu Hosumi mengatakan kolaborasi ini terjadi setelah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha melakukan kunjungan resmi ke Jepang.
Setelah itu Jetro dan NESDB telah tujuh kali menyelenggarakan pertemuan dengan perusahaan Jepang di Thailand.
Sektretasis Jendral NESDB Arkhom Termpitayapaisith mengatakan perusahaan Jepang mau mempromosikan Thailand sebagai pusat produksi untuk pikap satu ton, mobil hibrida, serta mobil listrik.
Syaratnya pemerintah Thailand menawarkan keringanan pajak impor dan cukai buat prototipe mobil dan suku cadang yang belum dibuat di dalam negeri.
Pihak Jepang juga menyarankan agar Thailand mengembangkan pusat uji tabrak, kecepatan tinggi, terowongan angin, ketahanan, dan emisi.
Selain itu Jepang juga merekomendasikan agar Pemerintah Thailand membantu biaya manufaktur untuk mewujudkan hal itu.
Bila wacana ini terealisasi, Jepang bakal mempertahankan diri sebagai investor terbesar di Thailand. (*)