TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA – PT Nissan Motor Indonesia punya alasan kuat kenapa membenahi sektor purna jual.
Jawabanya berangkat dari label negatif dari masyarakat terhadap produk Nissan yang menanggap suku cadangnya susah dan mahal.
”Saya akui memang pandangan orang terhadap Nissan itu mobil bagus, dibawa enak, tapi suku cadangnya susah dan mahal,” kata Stephanus Ardianto Presiden Direktur NMI, Selasa (13/1/2016).
Label inilah yang ingin dihapus Nissan. Satu di antaranya dengan berinvestasi jor-joran di layanan purna jual.
Selain membangun Spare Part Center di Purwakarta, Jawa Barat, Nissan juga menyodorkan layanan mobile service dan call center 24 jam. Call center untuk konsumen Nissan 14023 dan Datsun 1500023.
”Mobile service ini cocok yang enggak sempat ke bengkel. Tapi layanan ini enggak bisa untuk perawatan km 40 ribu,” timpal Teddy Irawan, Vice President PT NMI.
Sementara ini, sambung Teddy, baru ada 14 mobile service. Ke depannya tak tertutup kemungkinan bertambah lagi.
”Kalau ditanya satu mobile service bisa garap berapa pelanggan, itu sangat tergantung dengan kondisi lalu lintas. Jadi sulit jawabnya,” paparnya.