News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonomi Lagi Sulit, Indomobil Bertekad Pertahankan Bisnis Volvo di Indonesia

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Volvo S90

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kondisi ekonomi nasional yang sedang sulit ditandai oleh menurunnnya penjualan kendaraan roda empat serta regulasi dan aturan perpajakan di industri otomotif yang terlalu berat membuat banyak pengusaha otomotif roda empat dan roda dua limbung. Bahkan tutup.

Sebut saja, PT Ford Motor Indonesia (FMI) yang menutup usahanya di Indonesia mulai semester II tahun 2016 ini, serta PT Mabua Harley Davidson yang memutuskan tidak lagi memperpanjang status sebagai distributor dan menjual motor gede Harley Davidson di Indonesia.

Tapi grup Indomobil memutuskan tidak akan menutup bisnis otomotif di bawah payung grupnya yang selama ini sudah dirintis dan dibesarkan. Misalnya di divisi penjualan mobil Volvo yang saat ini terbilang seret.

"(Bisnis) Volvo masih jalan terus aja. Karena tidak segampang itu. Sekarang ini pasar mobil itu sudah mengikuti peraturan ASEAN. ASEANitu yang namanya biaya masuk sudah distandarisasi. Bisa 5 persen, bisa 0 persen," kata Subronto Laras, Presiden Komisaris PT Indomobil Sukses International Tbk.

Salah satu regulasi perpajakan yang membuat bisnis otomotif di Indonesia saat ini berat adalah pengenaan pajak impor mobil mewah sebesar 40 persen.

"Kalau kita impor volvo dari Sweden, atau Audi atau VW dari Jerman itu kena pajak 40 persen. Nah, bisa jual nggak sekarang?" keluhnya.

Sejauh ini, Indomobil masih mengimpor mobil Volvo dari Swedia. Tapi karena ekonomi sedang berat, penjualan Volvo di Indonesia kini vakum untuk sementara.

"Volvo yang punya sudah India, sekarang. Indomobil masih megang Volvo. Kantor juga masih di Jl MT Haryono juga. Tapi nggak ada showroom," jelasnya.

Dia menambahkan, selama ini penjualan mobil Volvo di Indonesia memang kecil karena memang harga jual per unitnya mahal. "Walaupun (mobilnya) bagus, orang nggak mau beli. Sekarang banyak mobil bagus yang dari ASEAN kan. Mercy ASEAN, BMW juga dari ASEAN," paparnya.

"Tantangannya, volvo itu barang bagus, tapi harga (mahal). Sparepart juga mahal. Volvo itu kan sudah lebih dari 40 tahun (hadir di Indonesia). Malah dulu dia juga bikin bus tigkat. Zaman dulu kita sudah berpikir angkutan yang efisien," ungkap Subronto Laras mencoba bernostalgia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini