TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Suzuki Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh 2 Mei lalu dengan cara menarik, mengajak anak-anak sekolah mengunjungi pabrik dan melihat dari dekat aktivitas perakitan kendaraan bermotor Suzuki.
Di 2016, kegiatan yang menjadi bagian dari program CSR Suzuki Peduli Pendidikan ini Suzuki membuka kesempatan kepada SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi jurusan apa saja untuk dapat mengunjungi pabrik Suzuki.
“Dengan diperluasnya program kunjungan pabrik Suzuki ini, kami berharap agar para pelajar bisa mengerti sejak dini, mengenai industri otomotif sehingga nantinya bisa menjadi alternatif pilihan mereka dalam menentukan jurusan pendidikan di masa yang akan datang," kata Dwi Tjahayanto, Strategic Planning Department Head dalam keterangan persnya kepada Tribun, Rabu (4/5/2016).
Untuk kunjungan pabrik ini, Suzuki lebih memprioritaskan kunjungan ke pabrik Cikarang karena pabrik ini adalah pabrik terbaru yang dilengkapi dengan teknologi robotik canggih yang bahkan lebih bagus dari pabrik di Jepang.
Selain itu di 2016 ini, pabrik terbaru Suzuki di Cikarang mendapatkan penghargaan dari media sebagai 'Karya Terbaik – Investasi Pabrik Terbaru & Terbesar Indonesia'.
Pabrik ini memiliki luas 130, 7 hektar dan nilai investasi sebesar 1 miliar dolar AS.
Suzuki Indonesia memiliki beberapa pabrik mobil dan sepeda motor yang tersebar di beberapa lokasi, antara lain di Cakung, Tambun dan Cikarang.
Pabrik Cakung khusus untuk membuat mesin mobil dan mesin sepeda motor. Pabrik Tambun untuk perakitan mobil dan sepeda motor.
Sementara, pabrik di Cikarang khusus untuk pembuatan mesin dan perakitan body mobil.
Tahun ini program kunjungan pabrik Suzuki mengangkat tema 'Pabrikku Ladang Ilmu' dan sudah dijalankan sejak Maret 2016.
Bagi sekolah yang ingin mengunjungi pabrik Suzuki, bisa mengirimkan surat pengajuan kunjungan ke alamat email arviane@suzuki.co.id & nurul.wardah@suzuki.co.id 2 bulan sebelum waktu kunjungan, guna penjadwalan waktu dengan sekolah lainnya.
Pendaftaran harus dilakukan oleh pihak sekolah atau perguruan tingginya, bukan dari siswa (perseorangan), dengan maksimum perkunjungan sebanyak 100 peserta, sudah termasuk pembimbing.
Program ini tidak dipungut biaya sama-sekali.