TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) agen pemegang merk Tata Motors di Indonesia, membukukan angka penjualan 3.000 unit kendaraan di pasar Indonesia sejak perusahaan ini mulai memasarkan produk Tata Motors pada Januari 2014.
Angka tersebut merupakan angka penjualan wholesales (pabrikan ke dealer) sampai akhir Mei 2016.
Untuk ukuran brand otomotif pendatang baru, pencapaian ini terbilang sangat bagus mengingat pasar otomotif Tanah Air selama ini didominasi oleh brand dari pabrikan Jepang dan membuat sulit brand pendatang baru dari China, maupun brand lain yang lebih dulu eksis dari Korea atau Amerika Serikat.
Data menunjukkan pada 2013, TMDI menjual 99 unit kendaraan, lalu naik menjadi 914 unit pada 2014, dan 1.388 unit pada 2015.
Selama Januari-Mei 2016, TMDI menjual 599 unit kendaraan, capaian yang lebih besar dari periode sama di tahun sebelumnya.
Apa rahasia sukses Tata Motors di Indonesia? Berbincang dengan Tribun di sela acara buka puasa bersama dengan media di Jakarta, Rabu (8/6/2016) petang, Wilda Bachtiar, Marketing Manager Commercial Vehicle TMDI mengatakan, pihaknya berusaha jeli membaca pasar.
"Kami memasarkan produk yang kompetitor lain tidak punya," ujarnya berbagi rahasia.
Menurut Wilda, di saat permintaan kendaraan penumpang menurun alias lesu, pihaknya sejak awal optimistis permintaan kendaraan niaga kecil akan tetap ada.
Sebelumnya, di sela perhelatan IIMS 2016 April lalu, Wilda menyatakan, dalam kondisi tren penjualan kendaraan niaga sedang terpuruk, impact terbesar akan dialami kendaraan besar.
Kendaraan niaga kecil sekelas pick up paling belakangan terkena dampak tersebut karena segmen penggunanya rata-rata adalah pengusaha kecil menengah yang bisnisnya tahan banting.
Memang, dari total penjualan wholesales Tata Motors di Indonesia, sebanyak 60 persen diantaranya dikontribusi oleh pick up bermesin diesel Tata Super Ace.
Pick up ini merepresentasikan strategi unik TMDI di pasar Indonesia karena masuk di pasar pick up kelas 1.500 cc yang seluruhnya diisi oleh pick up bermesin bensin.
Sebut saja, Suzuki Carry dan Mega Carry, Daihatsu Gran Max dan Mitsubishi T120 SS. Artinya, konsumen diberi alternatif pilihan.
Soal data 3.000 unit terjual sebagai angka penjualan wholesales, Wilda mengatakan, angka tersebut berbeda tipis dengan angka penjualan ritel Tata Motors di Indonesia.
Yakni, penjualan dari diler ke konsumen langsung yang merupakan data penjualan produk otomotif yang mencerminkan respon pasar yang lebih riil.
"Bedanya tipis antara data wholesales dengan penjualan ritel. Akhir bulan (Juni) ini akan tercapai angka itu untuk penjualan ritel," kata Wilda.
Produk yang mengkontribusi penjualan cukup bagus bagi Tata Motors berikutnya di pasar Indonesia adalah pick up bermesin diesel 700 cc Tata EX2 dan pick up Tata Xenon.
Menurut WIlda, keduanya menyumbang angka penjualan sekitar 15 persen.
Soal kompetitor Super Ace yang belakangan melakukan refreshment produk pick up-nya, Wilda mengaku tak khawatir.
"Mereka hanya me-rejuvenate produk lama mereka, kalau kita kan menjual produk baru," ungkapnya.