TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memandang pasar otomotif ke depan dengan lebih realistis.
Di tengah merosotnya penjualan dan prediksi pertumbuhan yang masih berkabut, SIS kali ini mengaku akan lebih serius memperdalam layanan purna jual (servis dan sparepart) untuk konsumen.
“Dunia otomotif berubah. Jadi kalau menurut saya, customer sekarang di Indonesia itu lebih melek aftersales. Dunia purna jual semakin meningkat saat ini,” ujar Davy J Tuilan, Wakil Direktur Pelaksana PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Jumat (24/6/2016).
Riecky Patrayudha, Head of Service Department SIS juga mengatakan hal serupa.
Menurutya, dalam kondisi seperti ini (penjualan turun dan kondisi ekonomi tidak stabil), yang menghasilkan uang hanya bisnis aftersales.
Bisnis layanan purna jual itu panjang, dan terus berlaku sepanjang konsumen masih menggunakan kendaraan.
“Ke depannya, yang banyak di sorot oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) itu adalah aftersales-nya, termasuk Suzuki. Kami juga tentu masih akan menambah diler atau bengkel resmi lagi,” kata cap Riecky.
Bisnis Purna Jual Naik
Riecky menyampaikan, bisnis purna jual Suzuki saat ini naik. Namun dirinya tidak ingin menginformasikan besaran pendapatannya.
"Tahun ini penghasilan dari sisi purna jual Suzuki meningkat, naik 10 persen dibanding tahun lalu. Kalkulasi ini merupakan total suku cadang yang di bengkel spare part shop maupun ekspor," katanya.
Untuk sepeda motor terjadi kenaikan 7 persen. "Walaupun kondisi penjualannnya seperti itu, seperti yang kita semua tahu,” ujar Riecky.
Sampai saat ini Suzuki R4 mengelola 303 outlet di seluruh Indonesia.
Outlet terakhir yang baru saja diresmikan awal Juni 2016, yaitu Elang Perkasa Motor (EPM) yang berlokas di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Penulis: Ghulam Muhammad Nayazri