TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ingin tahu bagaimana cara kerja Air Circulation Toyota Calya? Inilah pemaparan singkatnya.
Pendingin ruang menjadi faktor krusial bagi sebuah MPV.
Sistemnya harus cukup baik untuk bisa mendinginkan ruang kabin yang besar.
Padahal kita semua paham, cuaca tropis Indonesia merupakan tantangan berat bagi sistem AC mobil.
Di lain pihak, ada kebutuhan untuk menekan biaya produksi mobil agar harganya tetap terjangkau.
Dan ini merupakan syarat mutlak untuk sebuah produk mobil murah selevel LCGC layaknya Toyota Calya terbaru.
Maka diciptakanlah fitur sederhana Air Circulation ini. Benarkah sistemnya efektif?
"Jika kendaraan lain membutuhkan waktu cukup lama untuk mengantarkan udara ke belakang, Calya cuma butuh waktu 2 detik kabin bagian belakang langsung terasa dingin," ucap Rouli Sijabat, Public Relation Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Jakarta (5/8).
Dia pun menyatakan mekanismenya, yakni dengan menyedot udara dari pusat pendingin AC di dasbor, dan ditiupkan ke kabin belakang via blower di atap.
Ia pun mengungkapkan, "Dengan begitu kabin belakang lebih cepat dingin. Bahkan memiliki selisih hingga 7 detik dibanding mobil lain di kelasnya."
Fitur ini tentunya dapat memberikan kenyamanan bagi penumpang baris ketiga yang jauh dari pusat pendingin kabin di depan.
Sebenarnya prinsip mengembuskan udara dingin dari dasbor langsung ke kabin belakang bukanlah ide baru dalam sistem pendingin AC mobil.
Nissan Grand Livina sudah lebih dulu melakukannya. Hanya saja MPV andalan Nissan ini tidak menggunakan blower tambahan di atap.
Ini terkait dengan desain kabinnya yang tidak sebesar Toyota Calya.
Toyota sebagai brand otomotif terkemuka di Indonesia berupaya mengembangkan produk yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
"Dengan salah satu pilarnya beyond technology ini, kami berharap bisa memperoleh respon positif dari masyarakat" tutup Rouli.