TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pikap baru Astra Daihatsu Motor (ADM), Hi-Max, tidak senantiasa sama seperti generasi baru Hijet yang sudah meluncur di Jepang sejak September 2014.
Kazutoshi Sakamoto Executive Chief Engineer Daihatsu Motor Corporation menjelaskan saat peluncuran di Jakarta, Kamis, (10/11/2016), desain Hi-Max telah disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.
Di Jepang, Hijet diposisikan sebagai kei truck. Di bawah regulasi itu, Hijet menggunakan mesin 660cc dengan kapasitas angkut bak 350 kg.
Sakamoto memaparkan Hi-Max diputuskan memakai mesin 1.0L milik Ayla dengan kode KR-DE .
Hal itu bertentangan dengan siapa saja yang menganggap Hi-Max menggunakan mesin 1.0L EJ-VE dari Xenia 1.0L yang sudah tidak lagi dijual.
"Kapasitas angkut Hi-Max lebih besar dari kei truck di Jepang 350 kg. Di sini lebih besar dua kali lipat, jadi Anda bisa memakainya 750 kg. Kami juga sudah mengevaluasi dua kali untuk 750 kg," urai Sakamoto.
Beda mesin dan kapasitas angkut membuat sasis Hi-Max butuh pengembangan. Sakamoto menjelaskan platform-nya sama seperti Hijet namun bagian sampingnya telah diperkuat.
"Sasis diperkuat di bagian samping, tidak seperti itu di Jepang. Ini hanya untuk model di Indonesia. Hanya bawahnya saja yang sama seperti model Jepang," jelas Sakamoto.
Ciri khas khusus yang dimiliki Hi-Max dan tidak dipunyai Hijet yaitu snorkel.
Fitur ini dikembangkan khusus karena di Indonesia dikenal sering banjir. Posisi snorkel dipasang di bak, diklaim menolong Hi-Max melibas genangan air setinggi 60 cm.
Pengembangan Hi-Max diungkap dilakukan selama dua tahun. Acuan khususnya pada sang kakak Gran Max yang dikatakan sudah terjamin penggunaannya di dalam negeri.
"Saya berharap, dengan ukuran lebih kecil dari Gran Max, pikap ini bisa cocok di Indonesia. Jagoan jalan sempit," ucap Sakamoto.
(Febri Ardani Saragih/kompas.com)