Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keputusan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) untuk tidak buru-buru merilis pick up mini di pasar kendaraan niaga ringan (LCV) di Indonesia boleh dibilang merupakan keputusan konservatif.
Misalnya, jika keputusan ini dibandingkan dengan langkah yang diambil prinsipal Suzuki di India, Maruti Suzuki yang sudah sejak 2014 menggarap pasar pick up mini di sana.
April 2014, Maruti Suzuki memperkenalkan pick up mini yang diberi kode nama Maruti Y9T dan seperti dilansir situs Indianautosblog mulai resmi masuk pasar pada 2015.
Pick up ini menggunakan basis Suzuki Carry yang modelnya di Indonesia pernah dipasarkan Suzuki dengan mesin 1.000 cc karburator.
Di India, Maruti Y9T dipasarkan dalam dua pilihan mesin, mesin diesel berkapasitas 800 cc berbahan bakar solar dan mesin diesel berkapasitas 1.2 liter berbahan bakar CNG.
Di India, pick up ini bersaing dengan Tata Super Ace, Mahindra Maxximo dan Ashok Leyland Dost.
Manajemen SIS, seperti disampaikan Susanto Winarto, Suzuki 4W National Sales Head SIS dan dikutip Kompas.com menyatakan, pick mini semacam ini belum dibutuhkan pasar Indonesia, mengacu pada data hasil survei internal SIS ke kalangan pebisnis.
Susanto menyatakan, pihaknya sudah melakukan kajian tentang kebutuhan pick up kecil di Indonesia sejak beberapa tahun lalu dengan mendatangi langsung lokasi aktivitas bisnis.
“Keperluan atau kebutuhan daya angkut yang mereka butuhkan itu sebenarnya di 1.500 cc yang memiliki bak lebih besar. Kami tanya bagaimana kalau lebih kecil dan lebih murah, mereka merasa kebutuhan saat ini ada pada 1.500 cc,” kata Susanto, di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).
Kompetitor SIS, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) hampir dua pekan lalu meluncurkan pick up baru Daihatsu Hi-Max yang diposisikan bermain di segmen pick up mini di bawah pasar Daihatsu Gran Max.
Daihatsu Hi-Max bertempur dengan pick up mini bermesin diesel 700 cc Tata EX2 yang saat ini dipasarkan oleh PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI).