TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Aki merupakan jantung bagi produk otomotif, baik jenis roda empat maupun roda dua. Ini karena semua sumber kelistrikan dan fitur-fitur kendaraan yang menggunakan pasokan listrik, dayanya didapat dari aki.
Karenanya, menjaga performa aki tetap maksimal dan prima adalah keharusan, agar perjalanan lancar tanpa hambatan karena dirongrong oleh kinerja aki yang ndut-dutan.
Menurut Dedi Ismanto, Product Manager Bosch Automotive Aftermarket Indonesia, ada beberapa variabel yang mempengaruhi usia pakai aki pada kendaraan.
Berikut penuturan Dedi Ismanto, Selasa (29/11/2016):
Pertama, penanganan aki saat pertama kali dibeli dan saat dipasang pada kendaraan.
Pada aki basah, perlakuannya harus diiisi dulu dengan air aki dengan level ketinggian tertentu sesuai rekomendasi pabrikan.
"Kalau airnya kurang, tumpah dan lain-lain akan mempengaruhi usia pakai aki," katanya.
Kedua, menyerahkan penggantian aki lama ke aki baru sepenuhnya kepada toko atau bengkel kendaraan. Hal ini menurutnya tidak tepat jika disertai sikap abai terhadap tipe dan jenis aki baru apa yang akan dipasang oleh mekanik bengkel atau toko aki yang belum tentu sesuai dengan spesifikasi aki yang dibutuhkan kendaraan.
Ketiga, perawatan aki. Aki yang rajin dirawat juga membuatnya lebih awet. Misalnya pada aki basah, mengisi air aki jika sudah mulai berkurang. "Perawatan aki biasanya berbanding lurus dengan perawatan kendaraan," kata Dedi Ismanto.
Keempat, penggunaan perangkat elektronik. Regulasi pemerintah mewajibkan lampu motor selalu menyala di siang hari. Selain itu kini juga muncul tren di kalangan bikers memamasangi motornya dengan sound sistem dan aneka aksesoris. "Ini bikin pemakaian listrik pada motor jadi meningkat yang berpengaruh pada konsumsi daya pada aki," ungkap Dedi.
Kelima, karakter pemakaian kendaraaan.
Motor yang sering dipakai untuk pemakaian sehari-hari dengan motor yang jarang dipakai juga mempengaruhi usia pakai aki. "Karena hal ini pengaruhi siklus pengisian listrik pada aki".