TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Australia diproyeksikan bakal berdampak positif bagi industri otomotif Tanah Air.
Peluang mengekspor produk otomotif Indonesia ke Australia menjadi terbuka karena Indonesia dan Australia akan merampungkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi menyeluruh Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Apalagi saat ini banyak pabrikan otomotif di Australia tutup karena berbagai sebab.
Pemasok otomotif ke Negeri Kanguru itu juga berkurang. Ini menjadi kesempatan yang bisa diambil oleh pabrikan otomotif Indonesia.
Salah satu pabrikan mobil yang tertarik mengekspor kesana adalah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Kami sedang mempelajari pasar (tren mobil) di Australia mengarah ke arah mana, kata Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur TMMIN dikutip Kontan, Minggu (5/3/2017).
Warih berpendapat, ekspor mobil ke Australia merupakan tantangan sekaligus menjadi kesempatan besar bagi TMIIN.
Kesempatan tersebut terbuka setelah dua produsen otomotif di Australia termasuk Toyota dan Holden memutuskan menutup pabrik di Australia.
Pabrikan mobil asal Amerika Serikat (AS), Ford, telah lebih dulu menutup pabriknya di Australia.
Warih menjelaskan, saat ini yang menjadi kendala TMMIN di Australia adalah, pemilihan produk yang tepat untuk diekspor. Menurut dia, pasar Australia saat ini lebih tertarik sedan high end dan mobil bertipe sport utility vehicle (SUV) berukuran kecil. Saat ini kami belum punya produksi yang demikian. Kami sedang melakukan penelitian, apakah sedan kami seperti sedan Vios ataupun Innova yang kami produksi bisa diserap konsumen di sana, ujar dia.
Warih juga belum mau memasang target terkait rencana ekspor ini. Ia beralasan, butuh waktu sampai akhir tahun untuk mematangkan rencana tersebut. Nanti setelah IA-CEPA resmi diteken, setelah itu baru jelas skema free trade Indonesia dengan Australia, saat itulah kami bisa lihat rencana, kata dia.
Berbeda dengan TMMIN, PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yang memegang beberapa merek mobil di Indonesia tak tertarik melahap pasar ekspor ke Australia. Indomobil memproduksi beberapa merek mobil di Indonesia seperti Suzuki, Nissan, Hino dan Datsun.
Jusak Kartowidjojo, Presiden Direktur Indomobil, bilang, mobil yang diproduksi oleh anak usaha Indomobil di Indonesia tidak cocok dengan pasar mobil Australia. Di Australia produksi mobil tipe besar. Kami belum bisa memproduksi mobil jenis tersebut. Jadi belum ada rencana bergabung, kata Jusak.
Reporter: Anisah Novitarani, Petrus Sian Edvansa