TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak sedikit peminat mobil bekas mewah. Penurunan harga yang cukup tinggi dari harga baru membuat mobkas mewah menjadi murah meriah.
Tentu selain faktor merek, harga ini menjadi daya tarik konsumen untuk memilikinya.
Meski harga relatif terjangkau, mobkas mewah tetap dianggap sebagai mobil yang memberikan kenyamanan, kemewahan dan fitur lengkap dari mobil yang kastanya berada di bawahnya.
Tak hanya itu, konsumen juga akan diberikan sesuatu yang tidak diberikan semua mobkas, yaitu gengsi saat memilikinya.
Namun, ketika konsumen membeli mobkas mewah, lebih banyak mendapatkan untung atau malah buntung? Ini memang menjadi misteri bagi konsumen.
Nyatanya konsumen tidak sekadar mengeluarkan uang saat membeli, tapi juga harus menyiapkan biaya perawatan, perbaikan dan operasional.
Dimulai dari harga mobkas mewah yang harganya murah, yaitu mobkas Volvo. “Kalau dari sisi harga, membeli Volvo dalam kondisi bekas memang murah.
Contoh Volvo XC90 hanya dijual sekitar Rp 200 jutaan, padahal harga barunya dulu hampir Rp 1 miliar,” kata Arry Nugraha, penjual sparepart Volvo bernama VolvOnderdil.
Yang jadi masalah pertama adalah mobil mewah memiliki pajak kendaraan bermotor yang tinggi. Karena pajak kendaraan bermotor dihitung dari harga off the road saat pemilik pertama ingin membuat surat kendaraan.
Lain lagi soal spare part. Bukan rahasia, jika komponen mobil mewah mempunyai harga relatif mahal.
Arry pun menambahkan, “Sparepart Volvo mahal karena tidak tersedia tiruannya. Kalau pun ada yang tiruan, kebanyakan masih buatan Eropa juga yaitu Spanyol, Jerman dan Ceko.”
“Kalau biaya perawatan menurut saya berbanding lurus dengan teknologi yang dimilikinya. Semakin canggih mobilnya, tentu perawatan dan biayanya lebih banyak,” tambah Arry.
Di lain sisi, selain bengkel resmi, jumlah bengkel umum yang mampu melakukan perawatan maupun perbaikan tidaklah banyak terutama untuk mobil asal Eropa.
Hal ini pun perlu dipertimbangkan, karena walau sudah memiliki bengkel umum andalan, tapi bisa jadi akan mengalami antrean panjang walau hanya untuk servis berkala.
“Karakter konsumen mobkas mewah memang cukup unik, karena mereka tidak begitu mementingkan harga. Justru yang menjadi fokus mereka adalah jumlah jarak tempuh dan track record servis berkala di bengkel resmi,” kata Adrian Santoso Lesmana dari showroom Vieta Motor.
Jelas terlihat bahwa konsumen mobkas mewah sudah memahami konsekuensi saat membeli mobil tersebut.
Di antaranya biaya pajak yang tinggi, perawatan berkala dan konsumen harus mendapatkan kondisi mobkas mewah yang istimewa agar tidak terperosok dengan biaya perbaikan yang tinggi.